Siap menguasai investasi aset digital? Gabung dengan Akademi Crypto sekarang! Gabung Sekarang →

Akademi Crypto

Analisis Keruntuhan Bursa Kripto FTX dan Dampaknya

Pelajari studi kasus keruntuhan FTX, salah satu bursa kripto terbesar, pada November 2022. Analisis mendalam penyebab, dampak luas pada harga kripto dan kepercayaan, serta pelajaran berharga tentang keamanan bursa dan aset Anda pasca-skandal FTX.

0
1
Analisis Keruntuhan Bursa Kripto FTX dan Dampaknya

Salah satu peristiwa paling mengguncang dalam sejarah industri aset digital adalah keruntuhan bursa kripto FTX pada November 2022. Insiden ini bukan hanya sekadar kegagalan bisnis biasa, melainkan studi kasus kompleks mengenai tata kelola yang buruk, penyalahgunaan kepercayaan, dan skema keuangan yang berisiko tinggi, melibatkan salah satu tokoh paling prominen di ruang kripto, Sam Bankman-Fried. Kejatuhan mendadak FTX ini mengirimkan gelombang kejut ke seluruh pasar global, menghancurkan kepercayaan investor, memicu volatilitas harga yang signifikan, dan mempercepat seruan untuk regulasi yang lebih ketat di seluruh dunia. Artikel ini akan menggali lebih dalam ke dalam kronologi, menganalisis penyebab utama, mengeksplorasi dampak luasnya, dan menarik pelajaran krusial bagi setiap pelaku pasar kripto. Analisis kasus FTX ini penting untuk dipahami guna membangun ketahanan dan keamanan dalam berinvestasi di masa depan.

Kronologi Keruntuhan FTX yang Dramatis

Untuk memahami sepenuhnya skala bencana ini, penting untuk menelusuri kembali langkah-langkah dramatis yang mengarah pada keruntuhan FTX. Ini adalah kisah yang terungkap dengan cepat dalam hitungan hari, mengubah narasi tentang Sam Bankman-Fried (sering disingkat SBF), dari seorang visioner dan penyelamat industri menjadi sosok yang dituntut dengan berbagai tuduhan kriminal.

Pada awalnya, FTX didirikan oleh Sam Bankman-Fried dan Gary Wang pada tahun 2019, dengan cepat tumbuh menjadi salah satu bursa kripto terbesar di dunia. SBF juga merupakan pendiri dan CEO dari Alameda Research, sebuah perusahaan trading kuantitatif (hedge fund) yang juga beroperasi di ruang kripto. Kedua entitas ini, meskipun diklaim terpisah secara operasional, memiliki hubungan yang sangat erat sejak awal. FTX memposisikan dirinya sebagai bursa yang aman, teregulasi, dan ramah institusi, mendapatkan kepercayaan dari jutaan pengguna di seluruh dunia dan menarik investasi besar dari perusahaan modal ventura terkemuka. Reputasi SBF sendiri semakin meningkat dengan perannya sebagai "white knight" yang menyelamatkan beberapa perusahaan kripto yang terdampak selama musim dingin kripto pada pertengahan 2022.

Titik balik dramatis dimulai pada 2 November 2022, ketika CoinDesk menerbitkan sebuah laporan investigatif berdasarkan dokumen neraca keuangan Alameda Research yang bocor. Laporan tersebut mengungkapkan bahwa sebagian besar aset yang dimiliki Alameda Research bukanlah mata uang fiat atau aset kripto arus utama seperti Bitcoin atau Ethereum, melainkan token FTT, token utilitas yang diterbitkan oleh FTX. Laporan ini menunjukkan bahwa Alameda memiliki kepemilikan FTT senilai sekitar $5.8 miliar, di mana $3.66 miliar FTT digunakan sebagai jaminan (collateral). Ini menimbulkan kekhawatiran serius tentang stabilitas keuangan Alameda, mengingat FTT adalah aset yang sangat terkait dengan ekosistem FTX dan nilainya sangat bergantung pada performa dan reputasi FTX itu sendiri. Ini adalah neraca yang sangat tidak likuid dan berisiko tinggi.

Reaksi pasar terhadap laporan CoinDesk sangat cepat dan brutal. Investor dan pelaku pasar lainnya mulai mempertanyakan keterkaitan antara FTX dan Alameda, serta potensi risiko yang ditimbulkan oleh neraca Alameda yang didominasi FTT. Hal ini memicu kekhawatiran tentang solvabilitas FTX itu sendiri. Salah satu reaksi paling signifikan datang dari CEO Binance, Changpeng Zhao ("CZ"). Pada 6 November 2022, CZ mengumumkan melalui Twitter bahwa Binance akan melikuidasi seluruh kepemilikan FTT mereka, yang diperkirakan bernilai sekitar $500 juta. Langkah ini dipandang sebagai mosi tidak percaya publik terhadap FTX dan Alameda, serta memicu aksi jual besar-besaran pada token FTT.

Pengumuman likuidasi oleh Binance memicu "bank run" di FTX. Jutaan pengguna panik dan berusaha menarik aset mereka dari bursa FTX. Namun, karena krisis likuiditas yang parah—seperti yang kemudian terungkap, dana pengguna telah digunakan secara tidak semestinya—FTX tidak mampu memenuhi permintaan penarikan tersebut. Pada 8 November 2022, FTX secara resmi menghentikan semua penarikan dana pengguna, mengunci aset miliaran dolar milik jutaan orang. Krisis likuiditas FTX menjadi nyata bagi semua orang.

Di tengah kekacauan dan ketidakpastian, muncul secercah harapan (yang segera padam). Pada 8 November 2022, Binance mengeluarkan pernyataan niat (non-binding letter of intent) untuk mengakuisisi FTX. Pernyataan ini sempat menenangkan pasar sejenak, memberikan harapan bahwa Binance akan turun tangan untuk menyelamatkan FTX dan melindungi dana pengguna. Namun, harapan itu pupus dengan cepat. Setelah melakukan uji tuntas awal (due diligence) terhadap keuangan FTX, Binance menarik diri dari kesepakatan tersebut pada 9 November 2022. Alasannya adalah adanya laporan penyalahgunaan dana nasabah, investigasi regulasi yang akan datang, dan masalah lain yang "di luar kemampuan atau kapasitas kami untuk dikendalikan."

Dengan tidak adanya penyelamat, nasib FTX tersegel. Pada 11 November 2022, FTX Group, termasuk FTX Trading Ltd., Alameda Research, dan sekitar 130 perusahaan afiliasinya, mengajukan permohonan perlindungan kebangkrutan Bab 11 di Amerika Serikat. Pengajuan kebangkrutan ini secara resmi menandai FTX bangkrut dan menjadi salah satu kegagalan perusahaan terbesar dan paling cepat dalam sejarah, dengan perkiraan kewajiban yang mencapai miliaran dolar terhadap kreditur dan pelanggan. Sam Bankman-Fried mengundurkan diri sebagai CEO. Peristiwa-peristiwa ini, yang terjadi hanya dalam waktu sekitar seminggu, mengungkap kerapuhan yang mengejutkan di balik fasad salah satu raksasa industri kripto.

Analisis Penyebab Utama Kebangkrutan FTX

Analisis mendalam terhadap kasus FTX mengungkap akar masalah yang kompleks dan saling terkait, namun inti dari skandal ini berkisar pada hubungan yang tidak etis dan melanggar hukum antara bursa FTX dan hedge fund saudaranya, Alameda Research.

Peran Alameda Research dan Hubungan dengan FTX. Alameda Research didirikan oleh Sam Bankman-Fried pada tahun 2017, beberapa tahun sebelum FTX. Alameda adalah pemain besar dalam perdagangan kuantitatif di pasar kripto, sering kali beroperasi dengan volume besar dan strategi berisiko tinggi. Ketika FTX didirikan, Alameda menjadi salah satu pengguna terbesar bursa tersebut. Meskipun SBF berulang kali menyatakan bahwa kedua entitas ini terpisah dan beroperasi secara independen, penyelidikan pasca-kebangkrutan menunjukkan hal yang sangat berbeda. Hubungan antara FTX dan Alameda ternyata jauh lebih simbiotik dan berbahaya dari yang diperkirakan. Alameda memiliki keistimewaan di FTX yang tidak dimiliki oleh trader lain, seperti kemampuan untuk mempertahankan saldo negatif dalam jumlah besar dan pengecualian dari persyaratan margin atau likuidasi otomatis. Ini memungkinkan Alameda untuk melakukan perdagangan berisiko tinggi menggunakan leverage yang sangat besar, tanpa khawatir akan dilikuidasi oleh bursa saudaranya.

Isu paling kritis dan inti dari penipuan korporat ini adalah penyalahgunaan dana nasabah FTX oleh Alameda. Dana yang disimpan oleh jutaan pengguna di bursa FTX seharusnya dijaga aman dan terpisah. Namun, penyelidikan yang dipimpin oleh John J. Ray III (CEO baru yang ditunjuk untuk mengawasi proses kebangkrutan, yang terkenal karena mengawasi kebangkrutan Enron) menemukan bahwa dana pengguna FTX senilai miliaran dolar telah secara diam-diam dialihkan ke Alameda Research. Dana ini kemudian digunakan oleh Alameda untuk membiayai operasi perdagangannya yang berisiko, melakukan investasi spekulatif, memberikan pinjaman kepada eksekutif internal, dan bahkan mendanai pembelian real estate mewah.

Pengelolaan Dana Nasabah dan Mismanajemen. Pengelolaan dana nasabah di FTX adalah contoh klasik dari kegagalan fundamental dan penipuan langsung. Alih-alih menyimpan aset pengguna dalam kustodi yang aman dan terpisah dari aset operasional perusahaan, FTX diduga menggunakan dana ini sebagai sumber pendanaan untuk Alameda. Ini melanggar prinsip dasar kepercayaan dalam layanan keuangan, di mana dana klien harus dilindungi dari risiko operasional perusahaan.

Kurangnya pemisahan aset antara FTX dan Alameda adalah kelemahan struktural yang disengaja. Dana pengguna di FTX pada dasarnya digabung (commingled) dengan dana yang dikelola oleh Alameda, menciptakan "kolam" besar yang bisa diakses dan digunakan tanpa pengawasan yang memadai. Praktik akuntansi yang dipertanyakan, yang digambarkan oleh John J. Ray III sebagai "belum pernah saya lihat dalam karier saya" (bahkan lebih buruk dari Enron), semakin mengaburkan jejak pergerakan dana ini dan menyembunyikan skala penyalahgunaan tersebut. Sistem internal yang buruk dan tidak adanya pencatatan yang layak membuat hampir mustahil untuk melacak di mana dana pengguna berada dan bagaimana dana tersebut digunakan.

Kurangnya Tata Kelola dan Transparansi. Skandal FTX juga menyoroti kegagalan tata kelola perusahaan yang mendasar. Struktur organisasi FTX tampaknya sangat terpusat pada Sam Bankman-Fried dan lingkaran dalamnya. Pengambilan keputusan yang signifikan sering kali dilakukan oleh segelintir orang, dengan sedikit atau tanpa pengawasan dari dewan direksi independen (jika ada) atau komite internal yang efektif.

Ketiadaan auditor independen yang kuat dan kredibel untuk FTX (setidaknya yang dapat diverifikasi secara publik dengan laporan audit yang komprehensif dan terkini) merupakan bendera merah besar. Audit keuangan yang tepat waktu dan teliti sangat penting untuk memverifikasi klaim solvabilitas dan pengelolaan aset bursa. Ketidakadaan pengawasan eksternal ini memungkinkan praktik keuangan yang tidak sehat berlangsung tanpa terdeteksi atau tertantang.

Selain itu, kurangnya pengawasan internal yang memadai dalam hal kepatuhan, manajemen risiko, dan operasional juga berkontribusi pada keruntuhan. Budaya perusahaan yang dilaporkan santai dan kurangnya formalitas dalam proses bisnis (termasuk menggunakan aplikasi pesan sementara seperti Signal untuk komunikasi bisnis penting) semakin memperburuk situasi, menciptakan lingkungan di mana penyalahgunaan dapat terjadi dan tetap tersembunyi. Meskipun FTX sering berbicara tentang transparansi, praktik internalnya ternyata sangat buram.

Dampak Keruntuhan FTX pada Industri Kripto Secara Luas

Dampak keruntuhan FTX terasa di seluruh lanskap kripto, menciptakan guncangan yang meluas dan mengubah persepsi publik terhadap aset digital.

Dampak FTX pada Harga Kripto. Segera setelah krisis FTX terungkap, pasar kripto mengalami penurunan tajam. Harga Bitcoin (BTC), Ethereum (ETH), dan sebagian besar aset kripto lainnya anjlok dalam hitungan hari. Bitcoin, yang telah pulih sebagian dari level terendah 2022, kembali turun di bawah $16,000, level yang tidak terlihat selama bertahun-tahun. Ethereum juga mengalami penurunan serupa.

Penurunan harga ini mencerminkan kepanikan pasar dan penghilangan leverage yang dipicu oleh kebangkrutan salah satu pemain terbesar di industri. Dampak FTX pada harga kripto bukan hanya karena aksi jual langsung dari investor yang menarik dana, tetapi juga karena krisis likuiditas di berbagai entitas kripto yang memiliki eksposur ke FTX atau Alameda, memaksa mereka menjual aset lain untuk memenuhi kewajiban. Volatilitas pasar meningkat drastis, menciptakan lingkungan yang tidak pasti dan menantang bagi trader dan investor.

Krisis Kepercayaan Kripto. Mungkin dampak yang paling merusak dari FTX bangkrut adalah krisis kepercayaan yang ditimbulkannya. Miliaran dolar aset pengguna raib, menyebabkan kerugian finansial yang menghancurkan bagi jutaan individu di seluruh dunia. Ini bukan pertama kalinya bursa kripto terpusat menghadapi masalah, tetapi skala kegagalan FTX, ditambah dengan reputasi SBF sebelumnya sebagai tokoh terpercaya, sangat merusak keyakinan investor, terutama investor ritel dan institusi yang baru memasuki ruang kripto.

Krisis kepercayaan kripto ini membuat banyak orang skeptis terhadap model bursa sentral terpusat (CEX). Pertanyaan mendasar muncul: jika bursa sebesar dan sereputasi FTX bisa runtuh dengan cara ini, apakah ada CEX lain yang benar-benar aman? Hal ini memicu pergeseran minat (dan dana) dari CEX ke solusi yang lebih terdesentralisasi (DeFi) atau metode penyimpanan mandiri di mana pengguna memegang kendali penuh atas kunci pribadi mereka.

Dampak pada Perusahaan Kripto Lain. Keruntuhan FTX memiliki efek domino yang meluas ke perusahaan-perusahaan lain dalam ekosistem kripto. Banyak perusahaan, termasuk pemberi pinjaman kripto, hedge fund, dan perusahaan modal ventura, memiliki eksposur yang signifikan ke FTX atau Alameda, baik dalam bentuk aset yang disimpan di platform mereka, pinjaman yang diberikan, atau investasi ekuitas.

Beberapa perusahaan besar, seperti BlockFi (platform pemberi pinjaman kripto), terpaksa mengajukan kebangkrutan tak lama setelah FTX karena ketergantungan atau eksposur yang signifikan ke FTX. Perusahaan lain menghadapi kesulitan likuiditas yang parah, pemutusan hubungan kerja besar-besaran, atau penutupan operasional. Efek domino ini menunjukkan betapa saling terhubungnya industri kripto, dan bagaimana kegagalan satu pemain besar dapat mengancam stabilitas seluruh ekosistem.

Peningkatan Kebutuhan Regulasi Kripto setelah FTX. Salah satu konsekuensi jangka panjang yang tak terhindarkan dari skandal FTX adalah peningkatan tekanan global untuk regulasi kripto yang lebih ketat. Para regulator di berbagai negara telah menjadikan kasus FTX sebagai bukti nyata dari risiko yang melekat pada bursa kripto terpusat yang tidak diatur atau kurang diawasi.

Seruan untuk regulasi yang lebih ketat mencakup persyaratan transparansi yang lebih besar bagi bursa (seperti bukti cadangan real-time), pemisahan yang jelas antara dana nasabah dan dana operasional perusahaan, audit independen yang berkala, dan perlindungan konsumen yang lebih kuat. Meskipun ada kekhawatiran bahwa regulasi yang berlebihan dapat menghambat inovasi, sebagian besar pelaku industri dan pengamat setuju bahwa kerangka regulasi yang jelas dan efektif diperlukan untuk membangun kembali kepercayaan dan melindungi investor dari penipuan di masa depan. Regulasi kripto setelah FTX kemungkinan akan menjadi topik sentral dalam beberapa tahun mendatang.

Pelajaran Berharga dari Kasus FTX untuk Investor

Analisis kasus FTX memberikan sejumlah pelajaran penting bagi setiap individu yang terlibat dalam pasar aset digital. Pelajaran ini bukan hanya tentang memahami apa yang salah dengan satu perusahaan, tetapi tentang bagaimana melindungi diri sendiri dan aset Anda di masa depan.

Pentingnya Keamanan Bursa Kripto dan Dana Nasabah. Pelajaran paling fundamental dari keruntuhan FTX adalah pentingnya kehati-hatian ekstrem dalam memilih bursa kripto terpusat (CEX) dan memahami bagaimana aset Anda dikelola. Kasus ini menunjukkan bahwa bahkan bursa yang tampak besar dan kredibel pun dapat rentan terhadap kegagalan internal dan penyalahgunaan.

Investor harus mencari bursa yang secara jelas menunjukkan komitmen terhadap keamanan dana nasabah. Ini termasuk penerapan bukti cadangan (Proof of Reserves) yang dapat diverifikasi secara independen, yang menunjukkan bahwa bursa benar-benar memegang aset yang sesuai dengan saldo pengguna mereka. Selain itu, pastikan bursa memiliki kebijakan yang ketat untuk pemisahan dana nasabah dari dana operasional perusahaan. Transparansi operasional dan keuangan adalah kunci dalam menilai keamanan bursa kripto.

Memilih Bursa Kripto Aman: Perbandingan dan Kriteria. Memilih bursa kripto yang aman adalah langkah krusial dalam melindungi investasi Anda. Ada beberapa kriteria yang harus dipertimbangkan ketika membandingkan bursa:

  • Regulasi dan Lisensi: Apakah bursa diatur oleh otoritas keuangan yang kredibel di yurisdiksi tempat mereka beroperasi? Kepatuhan terhadap regulasi sering kali menyiratkan standar operasional dan keamanan yang lebih tinggi.
  • Reputasi dan Sejarah: Cari bursa dengan rekam jejak yang panjang dan bersih. Bagaimana bursa tersebut menangani insiden keamanan atau krisis di masa lalu?
  • Bukti Cadangan (Proof of Reserves): Apakah bursa secara berkala memublikasikan bukti cadangan yang dapat diaudit atau diverifikasi secara independen? Ini adalah indikator penting bahwa bursa memegang aset yang dibutuhkan untuk memenuhi kewajiban pengguna.
  • Keamanan Teknologi: Cari informasi tentang langkah-langkah keamanan teknis yang diterapkan bursa, seperti penggunaan cold storage untuk sebagian besar aset, otentikasi dua faktor (2FA) yang kuat, dan program bounty bug.
  • Tata Kelola Perusahaan: Meskipun sulit diverifikasi dari luar, informasi publik tentang struktur manajemen, penasihat, dan investor institusional dapat memberikan wawasan tentang tata kelola bursa.

Mempelajari cara memilih bursa kripto yang aman memerlukan riset mendalam dan tidak terburu-buru.

Peran Audit dan Tata Kelola Perusahaan. Kasus FTX dengan gamblang menunjukkan betapa pentingnya audit independen dan tata kelola perusahaan yang kuat, tidak hanya di perusahaan publik, tetapi juga di entitas besar di industri kripto. Audit eksternal yang ketat dapat mendeteksi ketidaksesuaian keuangan dan memastikan bahwa perusahaan mematuhi standar akuntansi yang tepat.

Tata kelola yang baik mencakup adanya dewan direksi yang independen dan efektif, pemisahan tugas antara fungsi eksekutif, operasional, dan keuangan, serta komite audit dan risiko yang berfungsi dengan baik. Transparansi internal dan eksternal harus menjadi prioritas utama. Investor harus menuntut tingkat transparansi yang lebih tinggi dari platform yang mereka gunakan.

Regulasi Kripto: Kebutuhan Vs. Inovasi. Perdebatan mengenai regulasi kripto semakin intens setelah kasus FTX. Di satu sisi, ada kebutuhan yang jelas untuk melindungi investor dari penipuan dan mismanajemen, dan regulasi dapat memberikan kerangka kerja untuk mencapai hal ini. Di sisi lain, inovasi dalam teknologi blockchain dan aset digital sering kali bergerak lebih cepat daripada kemampuan regulator untuk memahaminya dan membuat aturan yang sesuai.

Regulasi kripto setelah FTX akan mencoba menyeimbangkan kebutuhan akan perlindungan konsumen dengan dorongan untuk inovasi. Investor harus memperhatikan perkembangan regulasi di yurisdiksi mereka dan bagaimana hal itu dapat memengaruhi penggunaan platform kripto. Memahami risiko regulasi adalah bagian penting dari manajemen risiko dalam berinvestasi kripto.

'Not Your Keys, Not Your Coins': Mengapa Slogan Ini Menjadi Sangat Relevan Pasca-FTX. Slogan lama di dunia kripto, "Not your keys, not your coins," kembali menjadi sangat relevan setelah keruntuhan FTX. Slogan ini merujuk pada fakta bahwa jika Anda menyimpan aset kripto Anda di bursa terpusat, Anda tidak benar-benar memegang kendali penuh atas aset tersebut. Bursa memegang kunci pribadi (private keys) yang mengontrol aset Anda atas nama Anda.

Ketika Anda menyimpan aset di CEX seperti FTX, Anda pada dasarnya memercayakan aset Anda kepada pihak ketiga tersebut. Seperti yang ditunjukkan oleh kasus FTX, jika bursa tersebut mengalami masalah keuangan, penyalahgunaan, atau kebangkrutan, aset Anda bisa terancam. Anda menjadi kreditur tanpa jaminan dalam proses kebangkrutan yang panjang dan rumit, dengan sedikit harapan untuk mendapatkan kembali seluruh aset Anda.

Sebaliknya, dengan menyimpan aset Anda di dompet digital (software wallet atau hardware wallet) di mana Anda sendiri yang memegang kunci pribadi, Anda memiliki kendali penuh dan langsung atas aset Anda. Tidak ada pihak ketiga yang bisa menghentikan Anda mengakses atau memindahkan aset Anda, terlepas dari apa yang terjadi pada bursa atau platform lain. Pasca-FTX, banyak investor beralih ke penyimpanan mandiri sebagai cara untuk mengurangi risiko terhadap kegagalan bursa terpusat. Ini adalah pelajaran yang mahal namun krusial dari keruntuhan FTX.

Diversifikasi aset juga menjadi sangat penting. Jangan menyimpan seluruh aset kripto Anda di satu tempat, baik itu di satu bursa, satu jenis dompet, atau bahkan satu jenis aset kripto. Distribusikan risiko Anda.

Kesimpulan: Masa Depan Industri Kripto Pasca-FTX

Keruntuhan FTX adalah luka yang dalam bagi industri kripto. Ini adalah pengingat yang menyakitkan bahwa meskipun teknologi blockchain menawarkan potensi desentralisasi dan transparansi, banyak infrastruktur yang berinteraksi dengan teknologi ini (seperti bursa terpusat) masih dijalankan oleh manusia dengan semua kelemahan dan godaan yang menyertainya. Skandal ini mengungkap perlunya transparansi yang jauh lebih besar, tata kelola yang lebih ketat, dan perlindungan konsumen yang lebih kuat di seluruh industri.

Meskipun dampak keruntuhan FTX signifikan, baik dalam hal harga pasar maupun kepercayaan, industri kripto telah menunjukkan ketahanan di masa lalu dan kemungkinan akan beradaptasi. Ada potensi pergeseran yang lebih besar menuju solusi terdesentralisasi (DeFi) yang secara inheren mengurangi ketergantungan pada perantara tunggal dan menawarkan transparansi yang lebih besar melalui penggunaan smart contract publik.

Masa depan industri kripto pasca-FTX mungkin akan ditandai dengan lanskap regulasi yang lebih jelas, standar operasional yang lebih tinggi untuk bursa terpusat yang tersisa, dan peningkatan kesadaran investor tentang pentingnya penyimpanan mandiri dan due diligence yang cermat. Optimisme harus dijaga, tetapi dengan kehati-hatian. Investor harus terus belajar, beradaptasi, dan memprioritaskan keamanan aset mereka di atas segalanya.

Memahami seluk-beluk skandal seperti FTX sangat penting untuk melindungi investasi Anda dan menavigasi pasar kripto dengan lebih aman. Edukasi yang terstruktur dan pemahaman yang mendalam tentang risiko adalah pertahanan terbaik Anda. Pelajari cara mengenali tanda bahaya, praktik manajemen risiko yang baik, dan strategi untuk melindungi aset digital Anda dari risiko pihak ketiga. Untuk panduan lebih lanjut mengenai keamanan aset kripto, analisis fundamental dan teknikal, serta cara membangun portofolio yang tangguh, Anda dapat menjelajahi lebih lanjut melalui Instagram Akademi Crypto.

A.F. AuliaA
DITULIS OLEH

A.F. Aulia

Blockchain believer | Crypto analyst | Sharing knowledge tentang dunia digital asset dan teknologi yang mengubah masa depan keuangan.

Tanggapan (0 )



















Promo Akademi Crypto

Jadi Investor Cerdas

Dapatkan analisis pasar kripto, panduan investasi, dan berita terbaru langsung ke email Anda. Berhenti berlangganan kapan saja.

👋 Ikuti kami di media sosial