Dunia organisasi sedang mengalami pergeseran fundamental, dipicu oleh kemajuan teknologi digital, terutama blockchain. Di tengah perubahan ini, muncul sebuah konsep yang menjanjikan model tata kelola yang sepenuhnya baru, bebas dari hierarki tradisional dan dikendalikan oleh aturan yang tertulis dalam kode. Konsep ini dikenal sebagai Decentralized Autonomous Organization, atau disingkat DAO.
Jika Anda tertarik pada masa depan kerja, evolusi komunitas online, dan cara-cara baru dalam mengatur sumber daya atau membuat keputusan kolektif, memahami DAO adalah langkah penting. DAO bukan sekadar jargon teknis; ia adalah sebuah paradigma baru untuk kolaborasi manusia di era digital, sebuah organisasi yang hidup dan beroperasi di atas blockchain, tanpa memerlukan manajemen sentralistik. Artikel ini akan mengupas tuntas apa itu DAO, bagaimana cara kerjanya yang revolusioner, perbedaannya dengan struktur organisasi konvensional, potensi serta tantangan yang dihadapinya, dan mengapa ia relevan untuk masa depan kita. Mari kita selami masa depan organisasi yang terdesentralisasi.
Cara Kerja DAO: Fondasi Teknologi dan Struktur
Inti dari sebuah DAO adalah kemampuannya untuk beroperasi secara otonom, didasarkan pada aturan yang telah disepakati oleh anggotanya dan diimplementasikan melalui teknologi. Ini adalah Organisasi Otonom Terdesentralisasi dalam arti sebenarnya – terdesentralisasi karena tidak ada otoritas pusat tunggal yang mengendalikannya, dan otonom karena operasinya didorong oleh kode, bukan keputusan manajemen manual sehari-hari. Memahami cara kerja DAO memerlukan pemahaman tentang fondasi teknologinya, yaitu blockchain dan smart contract.
Kontrak Pintar (Smart Contracts): Otomasi Berbasis Kode
Jantung operasional setiap DAO terletak pada kontrak pintar (smart contracts). Kontrak pintar adalah kode yang berjalan di atas blockchain (seperti Ethereum, Solana, atau lainnya yang mendukung fungsi kontrak pintar). Kode ini berisi aturan dan logika yang mengatur bagaimana DAO beroperasi. Misalnya, aturan tentang bagaimana proposal baru diajukan, kriteria apa yang harus dipenuhi agar proposal bisa divoting, bagaimana voting dilakukan, dan bagaimana dana DAO dialokasikan, semuanya dikodekan ke dalam smart contract.
Ketika smart contract ini di-deploy ke blockchain, aturan tersebut menjadi permanen dan tidak dapat diubah kecuali melalui proses tata kelola yang juga tertuang dalam kontrak pintar itu sendiri. Ini menciptakan tingkat transparansi dan prediktabilitas yang tinggi. Setiap interaksi dengan DAO, seperti pengiriman proposal atau voting, terjadi melalui eksekusi smart contract ini. Karena smart contract berjalan di blockchain yang terdesentralisasi, eksekusinya bersifat deterministik dan tahan sensor. Tidak ada satu entitas pun yang bisa menghentikan atau mengubah aturan main yang telah disepakati, kecuali melalui prosedur yang telah dikodekan. Jadi, smart contract adalah fondasi yang memungkinkan DAO bertindak sebagai entitas yang "otonom", mengeksekusi instruksi yang telah diprogram tanpa campur tangan manual yang konstan. Ini adalah realisasi dari "organisasi yang berjalan di atas kode".
Token Tata Kelola: Hak Suara untuk Anggota
Bagaimana anggota DAO bisa memengaruhi organisasi jika tidak ada manajer atau dewan direksi? Jawabannya terletak pada token tata kelola (governance tokens). Sebagian besar DAO menerbitkan token khusus yang berfungsi sebagai bentuk kepemilikan atau representasi kepentingan dalam organisasi. Pemegang token ini memiliki hak untuk berpartisipasi dalam proses tata kelola DAO.
Jumlah token yang dimiliki oleh seseorang seringkali berkorelasi langsung dengan kekuatan suara mereka dalam proses voting. Misalnya, satu token mungkin setara dengan satu suara, atau bobot suara bisa bervariasi tergantung pada desain spesifik DAO. Token tata kelola memberikan insentif kepada pemegang untuk bertindak demi kepentingan terbaik DAO, karena nilai token mereka seringkali terkait dengan keberhasilan organisasi. Ini menciptakan mekanisme penyelarasan insentif di antara semua anggota. Memiliki token adalah pintu gerbang untuk menjadi bagian aktif dari Organisasi Otonom Terdesentralisasi ini, memungkinkan individu di seluruh dunia untuk memiliki suara dalam arah strategis dan operasionalnya.
Proses Pengambilan Keputusan: Proposal dan Voting Transparan
Keputusan dalam sebuah DAO tidak dibuat oleh segelintir eksekutif, melainkan melalui proses kolaboratif yang transparan: proposal dan voting. Proses ini juga diatur sepenuhnya oleh smart contract.
- Pengajuan Proposal: Anggota DAO yang memenuhi syarat (biasanya dengan memiliki jumlah token tata kelola minimum atau melalui mekanisme lain yang ditentukan dalam smart contract) dapat mengajukan proposal. Proposal ini bisa berupa apa saja, mulai dari perubahan kecil pada parameter smart contract DAO, alokasi dana dari kas DAO (yang seringkali disebut 'treasury'), hingga proposal strategis yang lebih besar tentang arah pengembangan organisasi. Proposal ini biasanya dipublikasikan di forum komunitas dan seringkali diunggah ke blockchain.
- Diskusi dan Evaluasi: Sebelum voting resmi dimulai, proposal biasanya akan melalui periode diskusi di forum komunitas DAO. Anggota dapat memberikan umpan balik, menyarankan modifikasi, atau menyatakan keberatan. Fase ini krusial untuk memastikan semua sudut pandang didengar dan proposal yang diajukan telah diteliti dengan baik.
- Proses Voting: Setelah periode diskusi, proposal resmi akan masuk ke fase voting. Pemegang token tata kelola menggunakan token mereka untuk memberikan suara, biasanya 'Ya', 'Tidak', atau 'Abstain'. Voting ini juga direkam di blockchain, memastikan transparansi dan imutabilitas. Setiap suara dapat diverifikasi secara publik.
- Implementasi Otomatis: Jika sebuah proposal mencapai ambang batas suara yang diperlukan (kuorum dan persentase suara 'Ya' minimum) seperti yang ditetapkan dalam smart contract, proposal tersebut secara otomatis dieksekusi oleh smart contract. Misalnya, jika proposalnya adalah untuk mengalokasikan dana, smart contract akan secara otomatis mentransfer dana tersebut tanpa memerlukan persetujuan manual dari siapapun. Inilah salah satu aspek paling otonom dari sebuah DAO – keputusan yang disepakati komunitas langsung diterjemahkan menjadi tindakan melalui kode.
Seluruh proses proposal dan voting ini, dari awal hingga eksekusi, tercatat di blockchain. Ini menciptakan jejak audit yang lengkap dan transparan, membangun kepercayaan di antara anggota dan dunia luar. Mekanisme tata kelola DAO berbasis voting token ini memungkinkan desentralisasi kekuasaan dan pengambilan keputusan, mendistribusikan kontrol dari tangan segelintir orang ke seluruh komunitas pemegang token.
DAO vs Perusahaan Tradisional: Perbedaan Mendasar
Untuk benar-benar menghargai revolusi yang dibawa oleh DAO, penting untuk membandingkannya dengan model organisasi yang paling kita kenal: perusahaan tradisional. Perbedaan antara keduanya sangatlah mendasar, menyentuh struktur, operasi, transparansi, dan cara keputusan dibuat. Ini adalah perbandingan antara sentralisasi dan desentralisasi, hierarki dan otonomi berbasis kode.
Struktur dan Hierarki
Dalam perusahaan tradisional, struktur organisasi cenderung bersifat hierarkis. Ada dewan direksi di puncak, diikuti oleh eksekutif (CEO, CFO, dll.), manajer di berbagai level, dan akhirnya karyawan. Alur perintah dan keputusan bergerak dari atas ke bawah. Kekuasaan dan kontrol terkonsentrasi di tangan segelintir orang di puncak hierarki.
Sebaliknya, DAO memiliki struktur yang datar (flat) dan terdesentralisasi. Tidak ada CEO, dewan direksi, atau manajer formal dalam pengertian tradisional. Kekuasaan dan kontrol didistribusikan di antara semua pemegang token tata kelola. Keputusan dibuat secara kolektif melalui konsensus yang dicapai melalui proses voting. Ini menghilangkan lapisan birokrasi yang seringkali memperlambat perusahaan tradisional dan memberikan setiap anggota DAO yang memiliki token suara, potensi untuk memengaruhi arah organisasi secara langsung.
Transparansi Operasional
Perusahaan tradisional seringkali beroperasi di balik pintu tertutup. Keputusan internal, strategi, dan detail keuangan seringkali hanya diketahui oleh manajemen tingkat atas atau terbatas pada laporan publik yang difilter (seperti laporan keuangan kuartalan atau tahunan). Meskipun ada auditor dan pengawas, tingkat transparansi harian sangat terbatas.
DAO, sebaliknya, beroperasi dengan transparansi maksimum. Aturan main (dalam smart contract) bersifat publik dan dapat diaudit oleh siapa saja. Semua proposal, hasil voting, dan transaksi keuangan yang melibatkan kas DAO dicatat di blockchain, yang juga merupakan ledger publik. Siapa pun dapat melihat bagaimana keputusan dibuat dan bagaimana dana digunakan. Tingkat transparansi ini membangun kepercayaan di antara anggota dan pemangku kepentingan eksternal, karena setiap tindakan organisasi dapat diverifikasi secara independen. Ini merupakan keunggulan utama dari DAO blockchain.
Keanggotaan dan Akses
Dalam perusahaan tradisional, keanggotaan terbatas pada karyawan yang dipekerjakan dan pemegang saham (yang mungkin memiliki hak suara dalam rapat umum, tetapi pengaruhnya terbatas dibandingkan manajemen sehari-hari). Proses menjadi bagian dari perusahaan melibatkan perekrutan atau pembelian saham melalui broker.
DAO biasanya lebih terbuka dan inklusif. Siapa pun di seluruh dunia dapat bergabung dengan DAO, seringkali hanya dengan membeli token tata kelola di pasar terbuka. Ini menghilangkan hambatan geografis dan birokrasi. Kontribusi terhadap DAO juga tidak selalu harus dalam bentuk "pekerjaan" tradisional; anggota bisa berkontribusi dengan mengajukan proposal, berpartisipasi dalam diskusi, melakukan tugas-tugas spesifik yang diajukan melalui proposal, atau sekadar memberikan suara. Akses yang mudah ini memungkinkan DAO untuk menarik talenta dan kontributor dari berbagai latar belakang secara global.
Pengambilan Keputusan
Di perusahaan tradisional, keputusan besar biasanya dibuat oleh dewan direksi, eksekutif puncak, atau kadang-kadang pemegang saham melalui rapat umum pemegang saham (RUPS). Namun, keputusan operasional sehari-hari dan strategis seringkali berada di tangan manajemen.
Dalam DAO, semua keputusan penting—dari alokasi dana hingga perubahan aturan—dibuat melalui proses voting oleh pemegang token. Ini adalah tata kelola DAO dalam praktiknya. Model ini mendesentralisasi kekuasaan pengambilan keputusan, meskipun efektivitasnya sangat bergantung pada partisipasi anggota dan desain mekanisme voting itu sendiri. Ini adalah pergeseran mendasar dari model top-down (atas-bawah) ke model bottom-up (bawah-atas) atau setidaknya model konsensus.
Manfaat DAO: Keunggulan Organisasi Terdesentralisasi
Model Organisasi Otonom Terdesentralisasi menawarkan sejumlah keunggulan signifikan dibandingkan struktur konvensional, menjadikannya pilihan menarik untuk berbagai jenis kolaborasi dan tata kelola di masa depan. Manfaat-manfaat ini berasal langsung dari sifat terdesentralisasi, transparan, dan otomatis yang dimungkinkan oleh teknologi blockchain dan smart contract.
Transparansi dan Kepercayaan
Seperti yang telah dibahas sebelumnya, transparansi operasional adalah ciri khas DAO. Semua aturan dan aktivitas utama dicatat di blockchain publik. Tingkat keterbukaan ini secara inheren membangun kepercayaan di antara anggota dan dengan pihak eksternal. Tidak perlu ada kepercayaan pada "pihak ketiga yang terpercaya" (seperti CEO atau dewan direksi) untuk memastikan bahwa aturan diikuti atau dana dikelola dengan benar, karena semua tindakan dapat diverifikasi secara independen di ledger yang tidak dapat diubah. Kepercayaan ini tidak didasarkan pada reputasi individu, melainkan pada keandalan kode dan jaringan terdesentralisasi.
Efisiensi dan Pengurangan Biaya
Dengan menghilangkan lapisan manajemen hierarkis, DAO berpotensi menjadi lebih efisien dan mengurangi biaya operasional yang terkait dengan birokrasi. Proses pengambilan keputusan yang otomatis melalui smart contract juga dapat mempercepat pelaksanaan keputusan yang telah disepakati komunitas. Dana DAO (kas) dapat dikelola dan didistribusikan secara otomatis berdasarkan hasil voting, mengurangi kebutuhan akan fungsi keuangan dan hukum yang kompleks untuk setiap transaksi atau inisiatif. Model yang lebih ramping ini memungkinkan sumber daya dialokasikan secara lebih langsung ke tujuan utama organisasi.
Inklusivitas dan Partisipasi Global
Struktur DAO yang terbuka dan berbasis token memungkinkan siapa saja di seluruh dunia untuk berpartisipasi, asalkan mereka memiliki token tata kelola. Ini membuka pintu bagi kolaborasi lintas batas tanpa hambatan geografis, visa, atau birokrasi perusahaan tradisional. Orang dari latar belakang, keahlian, dan lokasi yang berbeda dapat berkontribusi pada tujuan bersama dan memiliki suara dalam cara organisasi berjalan. Ini menciptakan lingkungan yang jauh lebih inklusif dan beragam, memanfaatkan kebijaksanaan kolektif komunitas global.
Ketahanan Sensor
Karena DAO beroperasi di atas blockchain yang terdesentralisasi dan aturannya dikodekan dalam smart contract yang tidak dapat diubah (kecuali melalui proses voting yang disepakati), DAO memiliki ketahanan sensor yang tinggi. Tidak ada server pusat yang bisa dimatikan, tidak ada individu tunggal yang bisa dipaksa untuk menghentikan operasi, dan tidak ada otoritas sentral yang bisa secara sepihak mengubah aturan main. Selama jaringan blockchain dasar tetap beroperasi, DAO akan terus berjalan sesuai kode. Ini membuat DAO sangat cocok untuk mengelola proyek-proyek yang memerlukan kemandirian dan ketahanan terhadap intervensi eksternal.
Risiko dan Tantangan dalam Penggunaan DAO
Meskipun DAO menawarkan visi organisasi yang futuristik dan penuh potensi, implementasinya tidak luput dari risiko dan tantangan signifikan. Beberapa tantangan ini bersifat teknis, sementara yang lain berkaitan dengan aspek manusia, tata kelola, dan legalitas. Memahami risiko-risiko ini penting untuk mengukur kelayakan dan batasan model ini saat ini.
Keamanan Kontrak Pintar
Ancaman terbesar bagi sebuah DAO seringkali datang dari bug atau kerentanan dalam kode smart contract-nya. Jika kode yang mengatur aturan dan dana DAO memiliki celah keamanan, ini dapat dieksploitasi, menyebabkan kerugian finansial atau gangguan operasional yang parah. Insiden "The DAO" tahun 2016, di mana kerentanan dalam kode memungkinkan sejumlah besar dana dicuri (yang akhirnya menyebabkan hard fork Ethereum), adalah contoh paling terkenal dari risiko ini. Meskipun praktik pengembangan smart contract telah meningkat pesat sejak saat itu, bug tetap menjadi potensi risiko. Mengaudit kode smart contract secara menyeluruh sebelum di-deploy adalah krusial, tetapi tidak menjamin keamanan 100%.
Tantangan Tata Kelola
Mekanisme voting berbasis token bukanlah solusi ajaib untuk semua masalah tata kelola. Ada beberapa tantangan tata kelola yang melekat:
- Apathy Pemilih: Anggota DAO mungkin tidak selalu termotivasi untuk berpartisipasi dalam setiap voting, terutama jika mereka memiliki jumlah token yang kecil atau merasa proposalnya tidak relevan. Tingkat partisipasi yang rendah dapat menyebabkan keputusan dibuat oleh segelintir pemilih aktif.
- Konsentrasi Kekuasaan (Whales): Jika sebagian besar token tata kelola terkonsentrasi di tangan segelintir individu atau entitas besar ('whales'), mereka bisa memiliki kekuatan voting yang tidak proporsional, yang secara efektif menciptakan kembali bentuk sentralisasi.
- Tyranny of the Majority: Model voting murni berisiko mengabaikan kepentingan minoritas. Jika mayoritas pemegang token memilih sesuatu yang merugikan sebagian kecil anggota atau ekosistem yang lebih luas, tidak ada mekanisme perlindungan yang kuat di luar aturan yang dikodekan itu sendiri.
- Koordinasi dan Skalabilitas: Mengkoordinasikan sekelompok besar pemegang token yang tersebar secara global untuk mencapai konsensus dan membuat keputusan yang tepat dapat menjadi sulit dan memakan waktu. Diskusi yang panjang, proses voting yang lambat, dan kesulitan dalam mengelola kontributor yang beragam dapat menghambat efisiensi, terutama seiring pertumbuhan DAO. Skalabilitas dalam hal jumlah anggota dan volume keputusan adalah tantangan teknis dan sosial yang perlu diatasi.
Masalah Legal dan Regulasi
Status hukum DAO masih sangat belum jelas di banyak yurisdiksi di seluruh dunia. Apakah DAO dianggap sebagai kemitraan umum, korporasi, atau bentuk entitas hukum yang sama sekali baru? Kurangnya kejelasan ini menciptakan ketidakpastian hukum, terutama terkait dengan liabilitas. Jika sebuah DAO melakukan kesalahan atau menghadapi tuntutan hukum, siapa yang bertanggung jawab? Apakah itu semua pemegang token, para pengembang awal, atau tidak ada sama sekali? Ketidakpastian regulasi ini menjadi hambatan signifikan bagi adopsi DAO yang lebih luas, terutama untuk tujuan bisnis yang serius.
Contoh Penerapan DAO dan Potensi Penggunaannya
Terlepas dari tantangan yang ada, model DAO telah menemukan penerapannya di berbagai bidang, terutama dalam ekosistem Web3 yang berkembang pesat. Saat ini, DAO paling sering terlihat dalam mengelola protokol terdesentralisasi dan membentuk kolektif investasi atau komunitas online. Mari kita lihat beberapa contoh DAO yang sudah beroperasi dan potensi penggunaan di masa depan.
Contoh DAO Terkenal
Ekosistem DeFi (Decentralized Finance) menjadi tempat yang subur bagi pertumbuhan DAO. Banyak protokol DeFi besar kini diatur oleh DAO, memberikan kontrol kepada pengguna mereka:
- MakerDAO: Salah satu DAO paling awal dan paling sukses. Mengelola protokol Maker yang memproduksi stablecoin DAI. Pemegang token MKR memberikan suara pada parameter kunci protokol, seperti biaya stabilitas, jenis jaminan yang diterima, dan strategi risiko.
- Uniswap DAO: Mengatur protokol pertukaran terdesentralisasi Uniswap. Pemegang token UNI dapat memberikan suara pada proposal yang memengaruhi penggunaan dana perbendaharaan (treasury), pemutakhiran protokol, dan distribusi hadiah.
- Aave DAO: Mengelola protokol pinjam meminjam Aave. Pemegang token AAVE memberikan suara pada proposal yang terkait dengan daftar aset yang didukung, suku bunga, dan peningkatan protokol.
Selain DeFi, DAO juga muncul di sektor lain:
- PleaserDAO: Sebuah kolektif investasi terdesentralisasi yang fokus pada pembelian aset digital yang signifikan, seperti NFT mahal (misalnya, karya seni digital Beeple).
- MolochDAO: DAO yang berfokus pada pendanaan proyek ekosistem Ethereum, menggunakan model "Moloch" yang memungkinkan anggota "mengundurkan diri" dengan pro-rata bagian mereka dari kas jika mereka tidak setuju dengan arah DAO.
- Gitcoin DAO: Mendanai proyek-proyek open-source dan ekosistem melalui mekanisme pendanaan kuadratik.
Contoh-contoh ini menunjukkan bahwa model DAO sudah berjalan, mengelola aset bernilai tinggi dan membuat keputusan penting untuk protokol dan komunitas.
Potensi Penggunaan di Berbagai Bidang
Potensi penggunaan DAO meluas jauh melampaui DeFi. Beberapa bidang di mana model DAO dapat merevolusi struktur organisasi meliputi:
- Investasi: Memungkinkan sekelompok individu untuk mengumpulkan dana dan berinvestasi dalam aset (baik kripto maupun tradisional) sebagai satu entitas terdesentralisasi, dengan keputusan investasi dibuat melalui voting komunitas.
- Media dan Konten: Membangun platform media terdesentralisasi di mana editor, penulis, dan kurator dipilih dan didanai oleh komunitas, dengan pendapatan didistribusikan secara adil.
- Komunitas Online dan Jaringan Sosial: Memberikan komunitas online mekanisme tata kelola mereka sendiri, memungkinkan anggota membuat dan menegakkan aturan komunitas, mengelola dana, dan membuat keputusan tentang evolusi platform.
- Seni dan Kolektif Kreatif: Memungkinkan seniman, musisi, atau kreator lainnya untuk membentuk kolektif, mengelola karya bersama, mendistribusikan royalti, dan membuat keputusan kreatif secara kolaboratif.
- Filantropi: Membentuk organisasi amal yang transparan di mana donatur memiliki suara dalam bagaimana dana didistribusikan.
Model membuat DAO juga semakin mudah diakses berkat adanya platform DAO yang menyediakan template dan alat untuk meluncurkan DAO dengan konfigurasi smart contract yang berbeda, menurunkan hambatan teknis bagi komunitas yang ingin mengadopsi struktur ini. Ini adalah langkah penting menuju masa depan di mana DAO menjadi bentuk organisasi yang lebih umum.
Masa Depan DAO dan Kesimpulan
Decentralized Autonomous Organization (DAO) mewakili langkah evolusi yang menarik dalam cara manusia berorganisasi, berkolaborasi, dan membuat keputusan kolektif, yang sepenuhnya dimungkinkan oleh kematangan teknologi blockchain dan smart contract. Kita telah melihat apa itu DAO – sebuah entitas yang aturannya dikodekan, operasinya otomatis, dan tata kelolanya terdistribusi melalui mekanisme voting berbasis token. Kita telah menjelajahi cara kerja DAO, menyoroti peran krusial smart contract dan token tata kelola. Perbandingan DAO vs perusahaan tradisional memperjelas perbedaan mendasar dalam hal struktur, transparansi, dan pengambilan keputusan, menunjukkan potensi efisiensi dan inklusivitas yang ditawarkan model terdesentralisasi. Manfaat DAO, seperti transparansi bawaan, ketahanan sensor, dan partisipasi global, melukiskan gambaran organisasi yang lebih adil dan tangguh. Namun, kita juga harus realistis tentang risiko DAO dan tantangan tata kelola yang masih perlu diatasi, mulai dari keamanan kode hingga masalah hukum dan sosial.
Masa depan DAO tampak cerah, meskipun jalan menuju adopsi massal mungkin masih panjang dan berliku. Seiring teknologi blockchain terus berkembang dan alat untuk membuat DAO menjadi lebih canggih dan mudah diakses melalui berbagai platform DAO, kita kemungkinan akan melihat lebih banyak eksperimen dengan model organisasi ini di luar domain kripto. DAO bisa menjadi fondasi untuk tata kelola internet yang lebih terdesentralisasi (Web3), cara baru untuk mengelola proyek open-source, atau bahkan bentuk tata kelola publik di tingkat lokal atau global.
Memahami DAO bukan hanya penting bagi mereka yang aktif di ruang kripto, tetapi bagi siapa pun yang tertarik pada bagaimana teknologi membentuk kembali masyarakat, ekonomi, dan cara kita bekerja serta berinteraksi. DAO menantang asumsi lama tentang otoritas, kepercayaan, dan struktur organisasi, membuka kemungkinan baru yang sebelumnya sulit dibayangkan. Revolusi tata kelola ini baru saja dimulai, dan DAO berada di garis depan perubahan tersebut.
Jika Anda tertarik untuk mendalami lebih jauh tentang dunia kripto, blockchain, dan bagaimana inovasi seperti DAO membentuk masa depan finansial dan organisasi, jangan lewatkan informasi terbaru dan tips praktis dari Akademi Crypto. Temukan wawasan berharga dan bergabunglah dengan komunitas yang proaktif di Instagram Akademi Crypto. Di sana, Anda bisa mendapatkan pemahaman yang lebih kuat untuk navigasi di ekosistem digital yang terus berkembang ini, termasuk bagaimana entitas seperti DAO berperan penting.
Tanggapan (0 )