Siap menguasai investasi aset digital? Gabung dengan Akademi Crypto sekarang! Gabung Sekarang →

Akademi Crypto

Apa Itu Layer 1 dan Layer 2 Blockchain? Solusi Skalabilitas

Dalam dunia teknologi blockchain, yang sering kali digambarkan sebagai buku besar digital yang terdistribusi, konsep “skalabilitas” adalah salah satu tantangan paling mendasar sekaligus paling krusial. Bayangkan blockchain sebagai sebuah sistem jalan raya utama di sebuah kota yang berkembang pesat. Setiap transaksi atau “kendaraan” harus melewati jalan raya ini untuk mencapai tujuannya. Awalnya, ketika jumlah kendaraan […]

0
1
Apa Itu Layer 1 dan Layer 2 Blockchain? Solusi Skalabilitas

Dalam dunia teknologi blockchain, yang sering kali digambarkan sebagai buku besar digital yang terdistribusi, konsep "skalabilitas" adalah salah satu tantangan paling mendasar sekaligus paling krusial. Bayangkan blockchain sebagai sebuah sistem jalan raya utama di sebuah kota yang berkembang pesat. Setiap transaksi atau "kendaraan" harus melewati jalan raya ini untuk mencapai tujuannya. Awalnya, ketika jumlah kendaraan (transaksi) masih sedikit, lalu lintas lancar. Namun, seiring dengan pertumbuhan popularitas kota dan meningkatnya volume transaksi, jalan raya utama ini mulai mengalami kemacetan parah.

Inilah inti dari masalah skalabilitas blockchain: bagaimana menangani lonjakan volume transaksi tanpa mengorbankan kecepatan, biaya, atau bahkan keamanan fundamentalnya. Untuk mengatasi "kemacetan" ini, para arsitek digital telah mengembangkan solusi berlapis, yang paling populer dikenal sebagai Layer 1 (L1) dan Layer 2 (L2). Memahami apa itu Layer 1 dan Layer 2 blockchain, serta bagaimana solusi skalabilitas blockchain ini bekerja, adalah kunci untuk memahami evolusi dan potensi masa depan teknologi ini.

Memahami Layer 1 Blockchain: Pondasi Digital

Layer 1 (L1) merujuk pada blockchain dasar, atau jaringan utama. Ini adalah "jalan raya utama" tempat semua aktivitas fundamental jaringan terjadi. Contoh paling terkenal dari blockchain Layer 1 adalah Bitcoin dan Ethereum (sebelum transisinya ke Proof-of-Stake, yang merupakan upaya skalabilitas di L1 itu sendiri). Blockchain L1 dirancang dengan prioritas utama pada keamanan dan desentralisasi. Setiap node dalam jaringan (ibarat setiap persimpangan atau kantor polisi di sepanjang jalan raya) berpartisipasi dalam proses validasi transaksi dan pemeliharaan buku besar.

Fungsi utamanya meliputi:

  • Validasi Transaksi: Memverifikasi bahwa setiap transaksi sah.
  • Keamanan Jaringan: Mengamankan jaringan melalui mekanisme konsensus (seperti Proof-of-Work pada Bitcoin atau Proof-of-Stake pada Ethereum pasca-Merge) untuk mencegah kecurangan.
  • Desentralisasi: Memastikan tidak ada satu entitas pun yang mengendalikan jaringan sepenuhnya.

Pada blockchain layer 1, setiap transaksi harus diproses, divalidasi, dan dicatat secara permanen di rantai utama agar dianggap final. Setiap peserta dalam jaringan perlu mencapai kesepakatan tentang status transaksi ini, yang merupakan fondasi dari sifat tanpa kepercayaan (trustless) dan anti-sensor blockchain. Ini adalah proses yang sangat teliti dan aman, tetapi memiliki keterbatasan inheren dalam hal kecepatan dan kapasitas.

Masalah Skalabilitas pada Layer 1: Kemacetan yang Perlu Diatasi

Seperti jalan raya utama di jam sibuk, blockchain Layer 1 memiliki batasan dalam hal berapa banyak "kendaraan" (transaksi) yang dapat ditampung dalam satu waktu. Kapasitas transaksi per detik (TPS - Transactions Per Second) pada L1 cenderung rendah dibandingkan dengan sistem pembayaran sentralistik tradisional seperti VISA atau Mastercard. Misalnya, Bitcoin hanya dapat memproses sekitar 5-7 TPS, sementara Ethereum (sebelum L2 diadopsi secara luas dan transisi PoS) berkisar di angka 15-30 TPS.

Keterbatasan ini menyebabkan "kemacetan di jalan raya utama" ketika volume transaksi meningkat. Implikasinya meliputi:

  • Penundaan Transaksi: Karena jumlah transaksi melebihi kapasitas jaringan, transaksi harus mengantre untuk diproses.
  • Biaya Transaksi Tinggi (Gas Fee): Pengguna sering kali harus menawarkan biaya transaksi (disebut "gas fee" di Ethereum) yang lebih tinggi untuk memprioritaskan transaksi mereka agar diproses lebih cepat. Ini membuat "cara transaksi crypto murah" menjadi sulit, terutama untuk transaksi bernilai kecil, dan menjadi "masalah kecepatan blockchain" yang signifikan.
  • Pengalaman Pengguna yang Buruk: Kombinasi penundaan dan biaya tinggi membuat aplikasi yang dibangun di atas L1 kurang responsif dan mahal untuk digunakan sehari-hari.

Masalah skalabilitas di Layer 1 ini menjadi penghalang utama bagi adopsi massal teknologi blockchain untuk berbagai kasus penggunaan, mulai dari pembayaran mikro hingga aplikasi desentralisasi (dApps) yang kompleks. Upaya untuk "mengatasi masalah skalabilitas blockchain" ini kemudian melahirkan konsep Layer 2.

Solusi Skalabilitas: Mengenal Layer 2 Blockchain

Layer 2 (L2) adalah istilah umum untuk berbagai protokol atau kerangka kerja yang dibangun di atas blockchain Layer 1. Tujuan utama Layer 2 adalah untuk memproses sebagian besar transaksi di luar rantai utama (off-chain), sehingga mengurangi beban pada L1, yang tetap berfungsi sebagai lapisan keamanan dan penyelesaian akhir. Ini seperti membangun "jalan tol paralel" di samping jalan raya utama. Lalu lintas padat yang seharusnya melewati jalan raya utama kini dialihkan ke jalan tol yang lebih cepat dan efisien.

Cara kerja layer 2 blockchain secara umum melibatkan beberapa langkah:

  1. Pengguna atau dApps memulai transaksi di Layer 2.
  2. Transaksi diproses secara off-chain dalam lingkungan Layer 2, yang dirancang untuk throughput tinggi dan biaya rendah.
  3. Data transaksi dalam jumlah besar dari Layer 2 dikelompokkan (aggregated) menjadi satu paket data yang lebih kecil.
  4. Paket data ringkas atau bukti validitas dari transaksi-transaksi Layer 2 tersebut kemudian dikirimkan kembali dan dicatat di Layer 1. Layer 1 berfungsi sebagai "notaris" atau "buku besar final" yang memvalidasi dan mengamankan hasil akhir dari pekerjaan yang dilakukan di Layer 2.

Ini adalah "perbedaan layer 1 dan layer 2 blockchain" yang fundamental. L1 adalah pondasi keamanan dan desentralisasi yang lambat tapi kokoh, sementara L2 adalah lapisan eksekusi yang cepat dan efisien, yang mengandalkan keamanan L1. Analogi jalan tol ini sangat relevan: jalan tol (L2) memungkinkan perjalanan cepat karena tidak setiap mobil (transaksi) harus berhenti di setiap persimpangan (validasi L1), namun jaminan keamanan (misalnya, jalur yang aman, jembatan yang kokoh) pada akhirnya disediakan oleh infrastruktur dasar kota (L1).

Jenis-jenis Solusi Layer 2: Berbagai Pendekatan

Ada berbagai pendekatan dalam merancang solusi layer 2 blockchain, masing-masing dengan mekanisme dan kompromi yang berbeda. Memahami "contoh layer 2 blockchain" yang paling umum membantu menjelaskan cara kerja konsep L2 ini.

Rollups (Optimistic Rollups & Zk-Rollups)

Rollups adalah salah satu jenis solusi Layer 2 yang paling populer, terutama di ekosistem Ethereum. Konsep dasarnya adalah "menggulung" (rollup) ratusan bahkan ribuan transaksi Layer 2 menjadi satu transaksi tunggal yang kemudian dikirimkan ke Layer 1. Dengan demikian, L1 hanya perlu memproses dan menyimpan satu "bukti" dari banyak transaksi yang terjadi di L2. "apa itu rollup blockchain" pada dasarnya adalah teknologi kompresi dan pemrosesan batch untuk transaksi blockchain.

Ada dua jenis Rollups utama:

  • Optimistic Rollups: Diasumsikan bahwa semua transaksi di rollup secara default adalah valid. Transaksi hanya ditantang (challenged) jika ada bukti kecurangan. Jika ada tantangan, diperlukan periode waktu (disebut "dispute period") di mana bukti kecurangan dapat diserahkan ke Layer 1 untuk memvalidasi atau membatalkan transaksi. Contoh: Optimism, Arbitrum.
  • ZK-Rollups (Zero-Knowledge Rollups): Menggunakan bukti kriptografis canggih (zero-knowledge proofs) untuk membuktikan validitas semua transaksi yang dikelompokkan sebelum mengirimkannya ke Layer 1. Ini berarti L1 dapat memverifikasi bukti tersebut dengan cepat tanpa harus mengeksekusi ulang transaksi, dan tidak ada periode tantangan seperti pada Optimistic Rollups. Contoh: zkSync, StarkNet.

Perbedaan utama "optimistic rollup vs zk rollup" terletak pada mekanisme validasi dan waktu penyelesaian. ZK-Rollups menawarkan penyelesaian transaksi yang lebih cepat ke Layer 1 karena validitas sudah dibuktikan sebelumnya, tetapi implementasinya secara teknis lebih kompleks.

State Channels

State Channels memungkinkan pengguna untuk bertransaksi berkali-kali secara instan dan gratis di luar rantai utama (off-chain) setelah membuka "saluran" yang diamankan oleh L1. Hanya transaksi pertama (pembukaan saluran) dan terakhir (penutupan saluran, menyimpan status akhir) yang dicatat di Layer 1. Selama saluran terbuka, pengguna dapat melakukan transaksi secepat koneksi internet mereka. Contoh paling terkenal adalah Lightning Network untuk Bitcoin dan Raiden Network untuk Ethereum.

Plasma

Plasma adalah kerangka kerja yang memungkinkan pembuatan "cabang" dari blockchain utama. Cabang-cabang ini (atau rantai anak) memproses transaksi off-chain dan secara periodik melaporkan status ringkasan ke Layer 1. Mirip dengan State Channels, Plasma menggunakan mekanisme bukti kecurangan (fraud proofs) seperti Optimistic Rollups. Namun, Plasma memiliki keterbatasan dalam hal fleksibilitas dan fungsionalitas dibandingkan Rollups.

Sidechains

Sidechains adalah blockchain independen dengan mekanisme konsensus mereka sendiri, tetapi "terhubung" ke blockchain Layer 1 melalui jembatan (bridge) dua arah. Aset dapat ditransfer dari L1 ke sidechain dan sebaliknya. Sidechains menawarkan fleksibilitas yang lebih besar dan dapat memiliki fitur yang berbeda dari L1, tetapi keamanannya bergantung pada mekanisme konsensus sidechain itu sendiri, bukan secara langsung diwariskan dari L1 seperti halnya Rollups atau State Channels. Contoh: Polygon (PoS Chain), Ronin.

Meskipun Sidechains sering dikategorikan bersama solusi Layer 2, ada perbedaan mendasar. Rollups, State Channels, dan Plasma sangat bergantung pada keamanan Layer 1. Jika Layer 1 runtuh, solusi L2 tersebut juga akan terpengaruh secara signifikan. Sidechains, sebagai blockchain independen, dapat terus beroperasi meskipun Layer 1 menghadapi masalah (selain masalah koneksi jembatan), tetapi keamanannya tidak secara langsung diwariskan dari L1.

Manfaat Menggunakan Layer 2 Blockchain

Adopsi solusi Layer 2 membawa sejumlah "manfaat layer 2 blockchain" yang signifikan, yang pada dasarnya mengubah pengalaman menggunakan aplikasi blockchain dari "jalan raya macet" menjadi "perjalanan di jalan tol yang lancar":

Peningkatan Kecepatan Transaksi

Dengan memproses transaksi off-chain, Layer 2 secara dramatis meningkatkan throughput jaringan. Ribuan, bahkan puluhan ribu transaksi per detik dapat diproses, dibandingkan dengan puluhan transaksi per detik di Layer 1. Ini memungkinkan "cara transaksi crypto cepat" yang dibutuhkan untuk aplikasi sehari-hari seperti pembayaran ritel, game, atau jejaring sosial.

Penurunan Biaya Transaksi (Gas Fee)

Karena banyak transaksi dikelompokkan menjadi satu entri di Layer 1, biaya transaksi per individu menjadi jauh lebih rendah. Anda membayar biaya gas untuk satu transaksi Rollup di L1, bukan untuk setiap transaksi tunggal yang Anda lakukan di dalam Rollup. Ini membuat "cara transaksi crypto murah" menjadi kenyataan, membuka kemungkinan untuk transaksi mikro dan mengurangi hambatan finansial untuk berinteraksi dengan dApps.

Skalabilitas Lebih Tinggi

Gabungan peningkatan kecepatan dan penurunan biaya menghasilkan skalabilitas yang jauh lebih tinggi. Jaringan blockchain yang menggunakan solusi L2 dapat menangani volume pengguna dan transaksi yang jauh lebih besar daripada L1 saja, mendekatkan teknologi ini pada potensi adopsi massal di tingkat global.

Inovasi Baru

Dengan hambatan skalabilitas yang berkurang, pengembang dapat membangun jenis aplikasi desentralisasi baru yang sebelumnya tidak mungkin dilakukan di L1 karena biaya dan kecepatan yang terbatas. Ini mencakup game yang intensif transaksi, bursa terdesentralisasi (DEX) berkecepatan tinggi, dan aplikasi lain yang membutuhkan interaksi cepat dan murah.

Kesimpulan: Masa Depan Blockchain dengan Solusi Skalabilitas

Dalam perdebatan panjang tentang "apa itu layer 1 dan layer 2 blockchain" dan bagaimana cara "mengatasi masalah skalabilitas blockchain", jelas bahwa Layer 2 bukan sekadar peningkatan opsional, melainkan komponen krusial bagi evolusi teknologi blockchain. Layer 1 akan terus berfungsi sebagai lapisan keamanan dan penyelesaian akhir yang terdesentralisasi dan tidak dapat diubah – pondasi kokoh dari seluruh ekosistem. Sementara itu, Layer 2 akan menjadi lapisan eksekusi utama untuk sebagian besar aktivitas pengguna, menyediakan kecepatan, biaya rendah, dan skalabilitas yang diperlukan untuk membawa teknologi ini ke miliaran pengguna di seluruh dunia.

Hubungan antara Layer 1 dan Layer 2 adalah simbiotik. Layer 2 tidak menggantikan Layer 1, melainkan melengkapinya. Layer 2 mewarisi keamanan dari Layer 1 sambil melepaskan beban kerja dari rantai utama, menciptakan arsitektur berlapis yang lebih efisien dan skalabel. Pemahaman mendalam tentang arsitektur berlapis ini, termasuk perbedaan dan cara kerja Layer 1 dan Layer 2, sangat penting bagi siapa pun yang serius ingin terlibat dalam ekosistem aset digital, baik sebagai investor, trader, maupun pengembang.

Memahami seluk-beluk teknologi blockchain, termasuk Layer 1 dan Layer 2, adalah langkah krusial untuk navigasi yang aman dan terinformasi di dunia aset digital. Jika Anda merasa overwhelm dengan informasi yang tersebar dan mencari panduan yang terstruktur dari praktisi industri untuk benar-benar menguasai investasi dan trading crypto, termasuk memahami fundamental teknologi di baliknya, temukan sumber belajar kredibel dan mulailah perjalanan edukasi Anda. Anda bisa menemukan lebih banyak wawasan dan panduan terstruktur di Instagram Akademi Crypto.

A.F. AuliaA
DITULIS OLEH

A.F. Aulia

Blockchain believer | Crypto analyst | Sharing knowledge tentang dunia digital asset dan teknologi yang mengubah masa depan keuangan.

Tanggapan (0 )



















Promo Akademi Crypto

Jadi Investor Cerdas

Dapatkan analisis pasar kripto, panduan investasi, dan berita terbaru langsung ke email Anda. Berhenti berlangganan kapan saja.

👋 Ikuti kami di media sosial