Siap menguasai investasi aset digital? Gabung dengan Akademi Crypto sekarang! Gabung Sekarang →

Akademi Crypto

Apa Itu Liquid Restaking (RaaS) & Cara Kerjanya?

Dalam dunia Proof-of-Stake (PoS) blockchain seperti Ethereum, aktivitas yang dikenal sebagai staking menjadi fondasi keamanan jaringan. Melalui staking, pemegang aset kripto ‘mengunci’ sejumlah aset mereka (dalam kasus Ethereum, yaitu ETH) untuk berpartisipasi dalam validasi transaksi dan pembuatan blok baru. Sebagai imbalannya, mereka berhak mendapatkan imbal hasil (yield) dari jaringan. Metode ini efisien untuk mengamankan blockchain […]

0
1
Apa Itu Liquid Restaking (RaaS) & Cara Kerjanya?

Dalam dunia Proof-of-Stake (PoS) blockchain seperti Ethereum, aktivitas yang dikenal sebagai staking menjadi fondasi keamanan jaringan. Melalui staking, pemegang aset kripto 'mengunci' sejumlah aset mereka (dalam kasus Ethereum, yaitu ETH) untuk berpartisipasi dalam validasi transaksi dan pembuatan blok baru. Sebagai imbalannya, mereka berhak mendapatkan imbal hasil (yield) dari jaringan. Metode ini efisien untuk mengamankan blockchain dan memberikan insentif bagi partisipan. Namun, seiring berkembangnya ekosistem, terutama dengan munculnya inovasi seperti protokol EigenLayer di Ethereum, konsep staking berevolusi menjadi sesuatu yang lebih kompleks namun berpotensi memberikan imbal hasil yang lebih besar, dikenal sebagai restaking.

Konsep restaking memungkinkan aset ETH yang sudah di-stake (baik ETH asli maupun token Liquid Staking seperti stETH dari Lido atau rETH dari Rocket Pool) untuk digunakan kembali atau 'direstake' guna mengamankan layanan terdesentralisasi lainnya di luar blockchain Ethereum. Layanan-layanan ini disebut Actively Validated Services (AVS), yang bisa berupa lapisan konsensus, oracle, bridge antar-chain, atau skema data availability terdesentralisasi. Dengan restaking, validator atau staker dapat secara bersamaan mendapatkan imbal hasil dari staking Ethereum dan imbal hasil tambahan dari mengamankan satu atau lebih AVS. Ini membuka peluang untuk mendapatkan imbal hasil yang lebih optimal dari modal yang sama.

Meskipun potensi imbal hasil restaking menarik, implementasinya secara mandiri tidaklah mudah. Ini membutuhkan pengetahuan teknis untuk mengoperasikan node validator, memilih AVS yang tepat untuk diamankan (masing-masing mungkin memiliki persyaratan teknis dan risiko berbeda), serta mengelola infrastruktur yang diperlukan. Bagi validator individu, mengelola beberapa AVS sekaligus bisa sangat rumit dan memakan waktu. Selain itu, memilih AVS yang salah atau menghadapi masalah teknis pada node dapat berujung pada penalti atau slashing aset yang direstake, menambah lapisan risiko dan kerumitan yang tinggi.

Kompleksitas ini menciptakan celah dan kebutuhan pasar yang signifikan. Tidak semua investor atau pemegang ETH yang tertarik pada potensi imbal hasil restaking memiliki kapasitas teknis atau keinginan untuk mengelola proses rumit tersebut. Mereka mungkin hanya ingin berpartisipasi dan mendapatkan imbal hasil, tanpa kerepotan operasional dan teknis. Di sinilah muncul kategori platform baru dalam narasi EigenLayer yang hadir sebagai solusi, menawarkan lapisan abstraksi untuk kompleksitas restaking. Kategori platform inilah yang kini dikenal luas sebagai Re-staking-as-a-Service (RaaS) atau lebih sering disebut Liquid Restaking.

Apa Itu Re-staking-as-a-Service (RaaS)? Pengertian dan Fungsi

Pengertian Re-staking-as-a-Service (RaaS) merujuk pada model layanan yang memungkinkan pengguna berpartisipasi dalam aktivitas restaking crypto tanpa perlu mengelola infrastruktur validator atau berinteraksi langsung dengan protokol EigenLayer dan berbagai AVS. Seperti namanya, RaaS menawarkan restaking sebagai sebuah 'layanan' yang mudah diakses oleh pengguna biasa. Ini adalah konsep yang mengambil alih beban teknis dan operasional dari pundak individu, menyerahkannya kepada tim profesional yang mengelola kumpulan aset yang direstake.

Fungsi utama RaaS adalah menyederhanakan proses restaking. Bayangkan perbedaannya dengan mengoperasikan server web Anda sendiri (membutuhkan pengetahuan teknis, manajemen keamanan, pemeliharaan) versus menggunakan layanan cloud hosting yang dikelola sepenuhnya (Anda hanya perlu mengunggah situs web Anda). Dalam analogi restaking, mengoperasikan node validator dan memilih serta mengamankan AVS secara mandiri adalah seperti mengoperasikan server web sendiri. Menggunakan platform RaaS seperti menggunakan layanan cloud hosting. Anda menyerahkan aset Anda, dan platform RaaS mengurus detail teknis di belakang layar.

Platform RaaS bertindak sebagai perantara, mengumpulkan aset ETH atau token liquid staking (LST) dari banyak pengguna, lalu menggunakan aset tersebut untuk menjalankan node validator dan berpartisipasi dalam restaking di EigenLayer, mengamankan berbagai AVS. Dengan kata lain, RaaS adalah sebuah lapisan abstraksi yang menyembunyikan kompleksitas teknis dari pengguna akhir. Pengguna tidak perlu memahami cara kerja setiap AVS, mengelola key validator, atau khawatir tentang uptime node. Semua itu ditangani oleh penyedia layanan RaaS.

Membandingkan RaaS dengan metode restaking mandiri atau staking tradisional, perbedaannya sangat mencolok. Staking tradisional di Ethereum (sebelum EigenLayer) hanya melibatkan penguncian ETH untuk mengamankan blockchain Ethereum itu sendiri. Restaking mandiri, meskipun memungkinkan imbal hasil ganda, sangat teknis dan berisiko tinggi bagi individu. RaaS, di sisi lain, menawarkan potensi imbal hasil ganda dari restaking dengan tingkat kemudahan penggunaan yang setara, bahkan lebih mudah, daripada staking tradisional, karena sering kali hanya melibatkan deposit token LST yang sudah likuid.

Fondasi Restaking: Mengenal EigenLayer

Untuk memahami RaaS, penting memiliki gambaran singkat tentang cara kerja EigenLayer, protokol inovatif yang memungkinkan restaking crypto. EigenLayer adalah protokol yang dibangun di atas Ethereum yang memperkenalkan konsep restaking terdesentralisasi. Protokol ini memungkinkan pengguna yang telah melakukan staking ETH atau memiliki liquid staking token (LST) untuk secara sukarela mendaftar aset yang di-stake tersebut agar juga digunakan sebagai jaminan keamanan bagi Actively Validated Services (AVS).

Peran EigenLayer dalam ekosistem restaking sangat fundamental. Protokol ini bertindak sebagai pusat penghubung antara dua pihak utama:

  1. Staker/Restaker: Mereka yang memiliki aset ETH yang sudah di-stake dan bersedia mendaftarkannya di EigenLayer untuk mengamankan AVS tambahan demi mendapatkan imbal hasil ekstra.
  2. Actively Validated Services (AVS): Layanan atau protokol terdesentralisasi yang memerlukan lapisan keamanan terpercaya. Daripada membangun jaringan validator sendiri (yang mahal dan sulit), AVS dapat 'menyewa' keamanan dari kumpulan validator yang sudah ada di Ethereum melalui EigenLayer.

EigenLayer menyediakan mekanisme di mana staker dapat 'menyatakan kembali' jaminan keamanan mereka (yaitu, ETH yang di-stake) untuk mengamankan AVS. Validator yang berpartisipasi dalam restaking di EigenLayer disebut 'Operator'. Para Operator ini menjalankan perangkat lunak khusus untuk memvalidasi aktivitas AVS, sama seperti mereka menjalankan perangkat lunak Ethereum validator. Jika Operator gagal menjalankan tugasnya untuk AVS (misalnya, tidak aktif, melakukan tindakan jahat), aset ETH yang mereka restake di EigenLayer (atau aset yang didelegasikan kepada mereka) dapat terkena slashing oleh protokol EigenLayer, mirip dengan slashing di Ethereum.

Hal inilah yang membuat AVS tertarik menggunakan EigenLayer; mereka mendapatkan akses ke kumpulan jaminan keamanan yang sangat besar dan bernilai tinggi (ETH yang di-stake), memanfaatkan desentralisasi dan keamanan yang sudah ada di Ethereum. Sebagai imbalannya, AVS biasanya membayar imbal hasil (dalam bentuk token asli AVS atau aset lainnya) kepada Operator yang mengamankan layanan mereka, yang kemudian diteruskan kepada staker/restaker yang mendelegasikan aset mereka.

Platform RaaS dibangun di atas protokol EigenLayer ini. Mereka adalah Operator berskala besar yang mengelola proses pendaftaran aset, pemilihan AVS, operasional node, dan distribusi imbal hasil bagi pengguna mereka. Dengan menggunakan RaaS, pengguna tidak perlu berinteraksi langsung dengan antarmuka EigenLayer atau memilih Operator AVS secara manual. Platform RaaS menangani seluruh interaksi teknis dengan EigenLayer dan AVS, menjadikannya sebuah lapisan abstraksi yang efektif.

Mekanisme Kerja Re-staking-as-a-Service (RaaS)

Memahami mekanisme kerja RaaS adalah kunci untuk melihat bagaimana platform ini berhasil menyederhanakan restaking crypto. Prosesnya dapat dipecah menjadi beberapa langkah utama, yang pada dasarnya adalah alur cara mudah restaking ETH atau aset liquid staking:

  1. Deposit Aset: Pengguna yang ingin berpartisipasi dalam restaking melalui RaaS cukup menyetor aset kripto mereka ke dalam platform. Aset yang diterima biasanya adalah Ethereum asli (ETH) atau, yang lebih umum, Liquid Staking Token (LST) seperti stETH dari Lido, rETH dari Rocket Pool, cbETH dari Coinbase, dan lain-lain. Penggunaan LST populer karena aset ini sudah mewakili posisi staking ETH yang ada dan memungkinkan fleksibilitas lebih.

  2. Platform Mengelola Restaking: Setelah menerima aset dari pengguna, platform RaaS menggabungkan aset tersebut menjadi kumpulan yang lebih besar. Platform ini kemudian bertindak sebagai 'Operator' di EigenLayer. Ini berarti platform bertanggung jawab untuk:

    • Mendaftarkan aset yang terkumpul di protokol EigenLayer.
    • Memilih dan berpartisipasi dalam mengamankan berbagai AVS yang dianggap paling menguntungkan atau strategis. Keputusan ini melibatkan analisis risiko dan potensi imbal hasil dari berbagai AVS.
    • Mengoperasikan infrastruktur validator node yang diperlukan untuk menjalankan tugas validasi bagi Ethereum dan AVS yang dipilih.
    • Memantau kinerja validator untuk menghindari risiko slashing.
    • Mengumpulkan imbal hasil yang diperoleh dari staking Ethereum (melalui LST) dan dari mengamankan AVS.

    Semua proses teknis dan pengambilan keputusan terkait pemilihan AVS dan pengelolaan node dilakukan di belakang layar oleh tim platform RaaS. Ini adalah inti dari lapisan abstraksi yang ditawarkan.

  3. Menerima Token LRT: Sebagai bukti kepemilikan atas aset yang disetor dan partisipasi dalam kumpulan restaking platform RaaS, pengguna akan menerima token baru yang disebut Liquid Restaking Token (LRT). Apa itu LRT token? LRT adalah representasi tokenisasi dari posisi liquid restaking pengguna dalam platform RaaS tertentu. Contohnya, jika Anda menyetor stETH ke Ether.fi, Anda mungkin menerima eETH sebagai LRT; jika ke Renzo, Anda mungkin menerima ezETH; jika ke Puffer Finance, Anda mungkin menerima pufETH. Token LRT ini memiliki sifat rebasing atau akumulasi nilai, di mana nilai LRT secara bertahap meningkat terhadap aset dasar (misalnya ETH/stETH) seiring dengan akumulasi imbal hasil restaking oleh platform.

  4. Likuiditas Instan: Ini salah satu manfaat utama yang membedakan RaaS/Liquid Restaking dari restaking mandiri. Token LRT yang diterima pengguna bersifat likuid. Artinya, pengguna tidak perlu menunggu periode unbonding yang lama di EigenLayer atau AVS untuk menarik aset mereka. Mereka dapat memperdagangkan, mentransfer, atau menggunakan token LRT ini di berbagai protokol DeFi lainnya (misalnya, sebagai jaminan pinjaman, di yield farm, atau di bursa terdesentralisasi). Nilai LRT merefleksikan nilai aset dasar yang direstake ditambah imbal hasil yang terkumpul dari staking Ethereum dan dari mengamankan AVS.

Platform yang menyediakan layanan ini sering disebut sebagai Platform Liquid Restaking. Beberapa contoh Platform Liquid Restaking terbaik yang saat ini populer dalam ekosistem meliputi Ether.fi restaking, Renzo Protocol restaking, dan Puffer Finance restaking. Masing-masing platform ini mungkin memiliki pendekatan sedikit berbeda dalam hal pengelolaan aset, pemilihan AVS, dan struktur imbal hasil, tetapi mekanisme intinya serupa: menyerap kompleksitas restaking dan menawarkannya dalam bentuk token LRT yang likuid dan mudah dikelola.

Proses Restaking stETH melalui platform RaaS adalah salah satu contoh paling umum. Pengguna yang sudah memiliki stETH (yang sudah menghasilkan imbal hasil staking Ethereum) menyetorkan stETH mereka ke platform RaaS. Platform RaaS kemudian menggunakan stETH tersebut untuk restaking di EigenLayer dan AVS. Pengguna tetap menerima imbal hasil dari stETH (melalui mekanisme stETH itu sendiri atau direfleksikan di nilai LRT) ditambah imbal hasil tambahan dari AVS, semuanya direpresentasikan dalam nilai token LRT mereka. Ini adalah cara mudah restaking ETH bagi pemegang LST.

Manfaat Menggunakan RaaS: Keuntungan Restaking Crypto yang Disederhanakan

Bagi investor dan pengguna crypto yang tertarik pada potensi imbal hasil restaking tetapi ingin menghindari kerepotan dan risiko operasional, menggunakan platform RaaS menawarkan serangkaian manfaat restaking crypto yang signifikan. Ini adalah keuntungan Liquid Restaking yang menjadikannya pilihan menarik:

  • Kemudahan Penggunaan dan Aksesibilitas: Manfaat ini mungkin yang paling jelas. Platform RaaS secara drastis mengurangi hambatan teknis untuk berpartisipasi dalam restaking. Pengguna tidak perlu memiliki pengetahuan mendalam tentang operasional node validator, arsitektur EigenLayer, atau spesifikasi teknis setiap AVS. Prosesnya seringkali semudah menyetor ETH atau LST ke dalam smart contract platform dan menerima token LRT sebagai imbalannya. Ini membuka pintu bagi lebih banyak partisipan untuk mendapatkan imbal hasil dari ekosistem restaking.

  • Diversifikasi Risiko Operator dan AVS: Platform RaaS biasanya mengelola kumpulan aset yang besar dan mendistribusikan aset tersebut ke berbagai Operator EigenLayer (bahkan platform RaaS itu sendiri bisa menjadi Operator) dan berbagai AVS. Hal ini memberikan diversifikasi risiko. Jika satu Operator atau satu AVS mengalami masalah yang berujung pada slashing, dampak kerugiannya akan dibagi di antara seluruh kumpulan aset yang dikelola platform RaaS, sehingga risiko individu menjadi lebih kecil dibandingkan jika seorang validator mandiri hanya mengamankan satu atau dua AVS. Pengguna RaaS mendelegasikan pilihan dan manajemen AVS kepada platform yang memiliki tim ahli untuk menganalisis risiko dan potensi imbal hasil.

  • Likuiditas Melalui Token LRT: Seperti yang telah dijelaskan, penerbitan token LRT adalah inovasi kunci dari Liquid Restaking. Token ini memungkinkan pengguna untuk mempertahankan likuiditas atas posisi restaking mereka. Dalam restaking mandiri melalui EigenLayer, aset yang direstake biasanya terkunci selama periode tertentu (unbonding period). Dengan LRT, pengguna dapat memperdagangkan atau menggunakan token mereka di berbagai protokol DeFi lainnya (misalnya, sebagai jaminan pinjaman, di yield farm, atau di bursa terdesentralisasi). Nilai LRT merefleksikan nilai aset dasar yang direstake ditambah imbal hasil yang terkumpul dari staking Ethereum dan dari mengamankan AVS.

  • Potensi Imbal Hasil yang Dioptimalkan: Platform RaaS yang besar memiliki sumber daya untuk secara aktif memantau dan memilih kombinasi AVS yang menawarkan potensi imbal hasil terbaik dengan mempertimbangkan risiko. Dengan mengelola kumpulan aset yang besar, mereka mungkin juga bisa bernegosiasi atau mengakses peluang restaking yang tidak tersedia untuk validator individu. Ini berpotensi menghasilkan imbal hasil total yang lebih tinggi bagi pengguna.

  • Peningkatan Keamanan untuk AVS: Meskipun ini lebih merupakan manfaat bagi ekosistem secara keseluruhan, partisipasi massal dalam RaaS berkontribusi pada keamanan AVS yang didukung. Semakin banyak ETH yang direstake melalui platform RaaS (dan kemudian didelegasikan untuk mengamankan AVS), semakin tinggi nilai jaminan keamanan yang mendukung AVS tersebut. Ini membuat AVS lebih tahan terhadap serangan, yang pada akhirnya bermanfaat bagi semua pengguna ekosistem.

Secara keseluruhan, RaaS mengubah restaking crypto dari aktivitas rumit yang hanya bisa dilakukan segelintir validator teknis menjadi layanan yang mudah diakses oleh investor ritel maupun institusional. Ini benar-benar menyederhanakan cara mudah restaking ETH dan aset LST lainnya, sambil tetap menawarkan potensi imbal hasil yang menarik.

Risiko yang Perlu Diperhatikan dalam RaaS

Meskipun platform RaaS menawarkan kemudahan dan manfaat likuiditas, penting untuk diingat bahwa berpartisipasi dalam restaking crypto, termasuk melalui layanan RaaS, tetap memiliki risiko. Memahami risiko restaking crypto ini sangat krusial sebelum memutuskan untuk berpartisipasi:

  • Risiko Slashing: Ini adalah risiko inheren dalam restaking di EigenLayer. Jika Operator (yang dalam kasus RaaS adalah platform itu sendiri atau Operator yang didelegasikan oleh platform) gagal menjalankan tugas validasi AVS mereka dengan benar atau melakukan tindakan jahat, sebagian dari aset yang direstake (termasuk aset yang Anda setorkan melalui RaaS) dapat terkena slashing oleh protokol EigenLayer atau AVS yang diamankan. Meskipun platform RaaS berupaya memitigasi risiko ini dengan operasional profesional dan diversifikasi AVS, risiko ini tidak dapat sepenuhnya dihilangkan. Penting untuk memilih platform RaaS yang memiliki rekam jejak keamanan yang baik dan kebijakan slashing yang transparan.

  • Risiko Smart Contract: Platform RaaS beroperasi melalui smart contract. Jika ada kerentanan (bug) dalam smart contract platform RaaS atau smart contract AVS yang mereka amankan, hal itu dapat menyebabkan hilangnya sebagian atau seluruh aset yang disetor. Meskipun banyak platform RaaS telah diaudit oleh pihak ketiga, risiko smart contract selalu ada dalam ekosistem DeFi.

  • Risiko Terkait Nilai Token LRT: Meskipun token LRT dimaksudkan untuk merefleksikan nilai aset dasar yang direstake ditambah imbal hasil, harga pasar token LRT di bursa dapat berfluktuasi secara independen berdasarkan permintaan dan penawaran. Mungkin ada saatnya harga pasar LRT diperdagangkan dengan diskon dibandingkan nilai aset dasar yang diwakilinya (depeg). Likuiditas LRT juga bisa bervariasi antar platform dan exchange. Ini adalah risiko yang perlu dipertimbangkan jika Anda berencana untuk memperdagangkan LRT sebelum melakukan penarikan aset dasar.

  • Risiko Konsentrasi: Jika sejumlah besar restaking terkonsentrasi pada beberapa platform RaaS terbesar atau Operator EigenLayer yang sama, hal ini dapat menimbulkan risiko sentralisasi pada lapisan keamanan AVS.

  • Risiko AVS: Kinerja dan stabilitas AVS yang diamankan oleh platform RaaS memengaruhi imbal hasil dan risiko slashing. AVS baru mungkin memiliki risiko operasional atau smart contract yang lebih tinggi. Platform RaaS perlu melakukan uji tuntas dalam memilih AVS.

Memahami risiko-risiko ini adalah bagian penting dari menjadi partisipan yang terinformasi. Platform RaaS menyediakan kemudahan, tetapi itu tidak berarti bebas risiko.

Memilih Platform Re-staking-as-a-Service (RaaS) yang Tepat

Dengan semakin banyaknya platform yang menawarkan layanan Liquid Restaking, memilih platform Re-staking-as-a-Service (RaaS) yang tepat bisa menjadi tugas tersendiri. Saat ini, beberapa platform Liquid Restaking terbaik dan paling dikenal dalam ekosistem EigenLayer meliputi:

  • Ether.fi restaking: Salah satu pemain awal dan terbesar dalam ruang Liquid Restaking, menawarkan token eETH.
  • Renzo Protocol restaking: Platform lintas chain yang berfokus pada kemudahan penggunaan, menawarkan token ezETH.
  • Puffer Finance restaking: Platform yang berfokus pada desentralisasi Operator dan didukung oleh tim yang kuat, menawarkan token pufETH.
  • Platform lain seperti Kelp DAO, Swell Network (dengan rswETH), dan masih banyak lagi terus bermunculan.

Saat mempertimbangkan daftar platform restaking ini atau platform lainnya, ada beberapa kriteria penting yang perlu Anda perhatikan:

  • Reputasi dan Keamanan: Periksa rekam jejak platform, tim di belakangnya, dan apakah smart contract mereka telah diaudit oleh perusahaan keamanan independen. Keamanan adalah prioritas utama mengingat potensi risiko slashing dan smart contract.

  • AVS yang Diamankan: Cari tahu AVS mana saja yang diamankan oleh platform tersebut. Beberapa AVS mungkin dianggap lebih stabil atau menjanjikan imbal hasil lebih tinggi daripada yang lain. Namun, AVS yang baru juga bisa memiliki risiko lebih tinggi. Pahami strategi diversifikasi AVS platform.

  • Struktur Imbal Hasil dan Biaya: Bandingkan potensi imbal hasil yang ditawarkan (dari staking ETH/LST dan dari AVS) setelah dikurangi biaya platform. Setiap platform mungkin memiliki struktur biaya yang berbeda.

  • Fitur Token LRT: Evaluasi likuiditas dan utilitas token LRT yang dikeluarkan oleh platform. Di mana token LRT tersebut dapat diperdagangkan? Apakah token tersebut terintegrasi dengan protokol DeFi lainnya?

  • Desentralisasi: Pertimbangkan seberapa terdesentralisasi operasional platform, terutama dalam hal pengelolaan node dan pemilihan AVS. Platform yang lebih terdesentralisasi mungkin memiliki risiko single point of failure yang lebih rendah.

Melakukan riset mendalam pada setiap platform adalah langkah bijak sebelum menyetorkan aset Anda. Jangan hanya terpaku pada potensi imbal hasil tertinggi, tetapi pertimbangkan juga faktor keamanan dan risiko.

Kesimpulan: Masa Depan RaaS dan Ekosistem Liquid Restaking

Re-staking-as-a-Service (RaaS), juga dikenal sebagai Liquid Restaking, adalah evolusi signifikan dalam narasi EigenLayer yang bertujuan membuat potensi imbal hasil restaking lebih mudah diakses oleh khalayak yang lebih luas. Dengan bertindak sebagai lapisan abstraksi, platform-platform seperti Ether.fi, Renzo Protocol, dan Puffer Finance menyerap kompleksitas operasional dan teknis dari proses restaking crypto.

Mekanisme intinya sederhana namun efektif: pengguna menyetor aset ETH atau LST mereka; platform RaaS di belakang layar menangani detail rumit pendaftaran di EigenLayer, memilih dan mengamankan berbagai AVS dengan mengoperasikan node validator; dan sebagai imbalannya, pengguna menerima token LRT yang merepresentasikan posisi mereka dan imbal hasil yang terkumpul, sambil tetap mempertahankan likuiditas. Ini memberikan manfaat restaking crypto yang signifikan, terutama kemudahan penggunaan, diversifikasi risiko operator, dan likuiditas instan melalui token LRT.

Meskipun menawarkan kemudahan dan potensi imbal hasil ganda, penting untuk tidak mengabaikan risiko restaking crypto yang terkait, seperti risiko slashing, smart contract, dan volatilitas nilai LRT. Memilih platform RaaS yang terkemuka dan memahami mekanisme serta risikonya adalah langkah krusial.

Kehadiran RaaS menandai perkembangan penting dalam ekosistem EigenLayer dan restaking secara umum. Ini memungkinkan lebih banyak kapital berpartisipasi dalam mengamankan AVS, yang pada gilirannya mendukung pertumbuhan dan inovasi di lapisan-lapisan blockchain di luar Ethereum. Dengan terus berkembangnya ekosistem ini, RaaS diperkirakan akan memainkan peran semakin vital dalam menghubungkan staker dengan peluang imbal hasil baru.

Dunia aset kripto, teknologi blockchain, dan konsep-konsep seperti restaking terus berkembang cepat. Memahami inovasi terbaru seperti RaaS adalah kunci untuk tetap relevan dan membuat keputusan investasi yang terinformasi. Jika Anda tertarik terus mendalami berbagai konsep dan strategi dalam dunia kripto, termasuk perkembangan terbaru seperti restaking dan platform RaaS, sangat penting untuk terus belajar dan melakukan riset mendalam.

Untuk mendapatkan pemahaman yang lebih komprehensif tentang investasi dan trading cryptocurrency, serta mengikuti perkembangan ekosistem seperti restaking, Anda bisa belajar dari sumber-sumber kredibel yang menyediakan kurikulum terstruktur dan panduan praktis. Jangan ragu terus mencari pengetahuan dan berinteraksi dengan komunitas yang tepat.

Mari terus belajar dan berkembang bersama di dunia crypto yang dinamis! Anda bisa mendapatkan banyak insight dan update menarik seputar crypto dengan mengikuti dan berinteraksi di platform kami. Kunjungi Instagram Akademi Crypto untuk informasi lebih lanjut.

A.F. AuliaA
DITULIS OLEH

A.F. Aulia

Blockchain believer | Crypto analyst | Sharing knowledge tentang dunia digital asset dan teknologi yang mengubah masa depan keuangan.

Tanggapan (0 )



















Promo Akademi Crypto

Jadi Investor Cerdas

Dapatkan analisis pasar kripto, panduan investasi, dan berita terbaru langsung ke email Anda. Berhenti berlangganan kapan saja.

👋 Ikuti kami di media sosial