Siap menguasai investasi aset digital? Gabung dengan Akademi Crypto sekarang! Gabung Sekarang →

Akademi Crypto

Arsitektur Berbasis Intent: Kunci UX Web3 Masa Depan

Berinteraksi dengan Web3 terasa rumit? Pelajari Arsitektur Berbasis Intent, solusi revolusioner yang menyederhanakan pengalaman pengguna (UX). Arsitektur ini mengalihkan fokus dari detail teknis transaksi ke tujuan pengguna, membuka pintu menuju masa depan Web3 yang intuitif dan mudah diakses bagi semua.

0
1
Arsitektur Berbasis Intent: Kunci UX Web3 Masa Depan

Saat ini, berinteraksi dengan dunia terdesentralisasi di Web3 sering kali terasa rumit. Pengguna dihadapkan pada detail teknis yang membingungkan, mulai dari memahami konsep biaya gas, memilih kecepatan transaksi, hingga menyetujui (approve) dan menandatangani (sign) banyak transaksi secara berurutan hanya untuk mencapai satu tujuan sederhana.

Tantangan pengalaman pengguna (UX) ini menjadi salah satu hambatan terbesar bagi adopsi massal aplikasi terdesentralisasi (dApps). Pengguna merasa seperti seorang insinyur yang harus mengerti setiap detail mekanisme mesin, padahal mereka hanya ingin menggunakan layanan atau produk digital.

Interaksi langsung dengan blockchain, yang merupakan inti dari Web3, pada dasarnya bersifat transaksional: setiap aksi adalah transaksi yang harus dibuat, dibayar, dan dikonfirmasi. Paradigma ini, meskipun fundamental untuk keamanan dan transparansi blockchain, sangat memberatkan pengguna akhir. Oleh karena itu, muncul kebutuhan mendesak akan pergeseran paradigma antarmuka Web3, dari fokus pada eksekusi langkah-langkah teknis ke fokus pada apa yang sebenarnya diinginkan pengguna.

Inilah di mana konsep arsitektur berbasis 'Intent' mulai mendapatkan perhatian sebagai kunci untuk membuka pintu menuju Web3 yang lebih intuitif dan mudah diakses.

Memahami Arsitektur Berbasis Intent

Inti dari Arsitektur Berbasis Intent di Web3 adalah pergeseran fundamental dari model interaksi yang berpusat pada transaksi menjadi model yang berpusat pada niat atau tujuan pengguna. Dalam arsitektur ini, pengguna tidak lagi dipaksa untuk menentukan dan mengeksekusi serangkaian langkah-langkah teknis transaksi on-chain yang kompleks.

Sebaliknya, pengguna hanya perlu menyatakan tujuan akhir mereka dalam bahasa yang sederhana dan jelas kepada sistem. Ini adalah abstraksi transaksi blockchain yang revolusioner, memungkinkan pengguna untuk fokus pada 'apa' yang ingin mereka capai, bukan 'bagaimana' cara mencapainya melalui seluk-beluk teknis blockchain.

Bandingkan dengan model interaksi berbasis transaksi (transaction-based) yang dominan di blockchain saat ini. Ketika Anda ingin menukar token di decentralized exchange (DEX), prosesnya biasanya melibatkan beberapa langkah: Anda mungkin perlu menyetujui (approve) smart contract DEX untuk menghabiskan token Anda, lalu melakukan transaksi swap yang sebenarnya. Setiap langkah ini memerlukan pemahaman tentang biaya gas, risiko kegagalan transaksi, dan sering kali konfirmasi berulang kali di dompet kripto Anda. Ini seperti Anda harus memberi tahu komputer instruksi baris demi baris (pertama, buka file; kedua, copy baris 3; ketiga, paste ke file lain) padahal Anda hanya ingin 'menyalin bagian ini ke sana'.

Arsitektur Berbasis Intent mengatasi masalah ini dengan memperkenalkan lapisan abstraksi yang kuat. Alih-alih merangkai transaksi, pengguna hanya menyatakan "Saya ingin menukar token A senilai $100 dengan token B dan mendapatkan imbal hasil tertinggi yang tersedia". Sistem berbasis intent kemudian akan menafsirkan niat ini dan menemukan jalur paling optimal untuk mencapainya di dalam ekosistem Web3. Ini adalah pergeseran dari 'eksekusi langkah' ke 'deklarasi tujuan'. Arsitektur Berbasis Intent bertindak sebagai perantara cerdas yang menerjemahkan keinginan manusia menjadi tindakan on-chain yang efisien, menjadikan interaksi Web3 terasa lebih alami dan intuitif.

Mekanisme Kerja Arsitektur Berbasis Intent

Untuk memahami cara kerja Arsitektur Berbasis Intent, kita perlu melihat alur informasinya. Semua dimulai ketika pengguna menyatakan 'Intent' mereka. Intent ini bukanlah transaksi yang siap dieksekusi di blockchain. Sebaliknya, ia adalah deskripsi tingkat tinggi mengenai kondisi akhir yang diinginkan pengguna atau serangkaian batasan yang harus dipenuhi. Misalnya, alih-alih menginisiasi transaksi swap spesifik pada Uniswap V3 pool tertentu, pengguna bisa menyatakan "Saya ingin memiliki token XYZ senilai 1 ETH, dengan biaya transaksi maksimal 5 USD, dalam waktu 1 menit". Intent ini secara kriptografis ditandatangani oleh pengguna untuk memastikan keaslian dan otorisasi awal.

Setelah Intent dinyatakan dan ditandatangani, ia tidak langsung dieksekusi on-chain. Sebaliknya, Intent tersebut disiarkan ke jaringan entitas yang dikenal sebagai 'Solvers' (atau kadang-kadang disebut 'Fillers' atau 'Executors'). Solvers ini adalah agen-agen off-chain, yang bisa berupa server yang dioperasikan oleh perusahaan, individu, atau bahkan protokol terdesentralisasi lainnya. Peran utama Solvers crypto adalah untuk menemukan cara terbaik dan paling efisien untuk memenuhi Intent yang dinyatakan pengguna.

Proses pencarian solusi oleh Solvers ini bisa melibatkan berbagai strategi. Untuk Intent seperti pertukaran token, Solver mungkin akan mencari DEX dengan likuiditas terbaik, slippage terendah, dan biaya gas paling efisien di seluruh rantai atau layer 2. Untuk Intent terkait yield farming, Solver mungkin akan memindai berbagai protokol DeFi untuk menemukan kombinasi staking atau lending yang memberikan imbal hasil tertinggi sesuai kriteria risiko pengguna. Intinya, Solvers bersaing satu sama lain untuk menawarkan solusi terbaik yang memenuhi Intent. Persaingan ini didorong oleh insentif ekonomi; Solver yang berhasil memenuhi Intent akan mendapatkan imbalan (misalnya, sebagian kecil dari nilai transaksi atau biaya eksekusi).

Setelah seorang Solver menemukan solusi, mereka akan merangkai serangkaian transaksi on-chain yang diperlukan untuk mencapai kondisi akhir yang diinginkan dalam Intent pengguna. Ini bisa berupa satu transaksi kompleks atau serangkaian transaksi yang berinteraksi dengan berbagai smart contract (misalnya, approve, swap di DEX A, bridge ke rantai B, stake di protokol C). Solver kemudian mempresentasikan solusi ini dan transaksi terkait kepada pengguna. Pengguna hanya perlu meninjau dan menandatangani satu kali untuk otorisasi akhir atas solusi yang diajukan oleh Solver. Ini adalah pergeseran dramatis dari model saat ini di mana pengguna harus menandatangani setiap transaksi secara individual.

Setelah pengguna menandatangani otorisasi untuk solusi Solver, Solver bertanggung jawab untuk mengeksekusi transaksi tersebut on-chain dan memastikan Intent pengguna terpenuhi. Jadi, alur kerjanya kira-kira seperti ini:

  1. Pengguna menyatakan Intent (tujuan akhir) dan menandatanganinya (otorisasi awal).
  2. Intent disiarkan ke jaringan Solvers.
  3. Solvers bersaing untuk menemukan jalur transaksi paling efisien untuk memenuhi Intent.
  4. Solver yang menemukan solusi terbaik merangkai transaksi dan mempresentasikannya kepada pengguna.
  5. Pengguna meninjau solusi dan memberikan satu tanda tangan untuk otorisasi eksekusi akhir.
  6. Solver mengeksekusi transaksi on-chain menggunakan otorisasi dari pengguna.
  7. Intent pengguna terpenuhi.

Ini adalah cara kerja Intent-Based Architecture yang melakukan abstraksi transaksi blockchain secara signifikan, menyembunyikan kompleksitas di balik layar dan hanya meminta pengguna untuk fokus pada hasil yang mereka inginkan.

Manfaat Signifikan bagi Pengalaman Pengguna Web3

Penerapan Arsitektur Berbasis Intent menjanjikan peningkatan drastis pada User experience in Web3. Dengan menghilangkan kebutuhan pengguna untuk memahami dan mengelola detail transaksi on-chain yang rumit, blockchain interaction simplified secara fundamental. Pengguna tidak lagi perlu khawatir tentang hal-hal seperti:

  • Biaya Gas: Dalam banyak kasus, Solvers mungkin akan mengoptimalkan biaya gas atau bahkan menanggungnya, mempresentasikannya sebagai bagian dari total biaya eksekusi solusi, bukan sebagai variabel yang harus dikelola pengguna per transaksi.
  • Proses Multilangkah: Urutan langkah-langkah (approve, swap, bridge, stake, dst.) yang saat ini memerlukan beberapa kali tanda tangan dan konfirmasi dari pengguna disatukan di balik satu 'niat' dan satu tanda tangan otorisasi akhir.
  • Menemukan Jalur Terbaik: Pengguna tidak perlu membandingkan berbagai DEX, bridge, atau protokol yield farming secara manual. Solvers yang bersaing akan secara otomatis mencari rute paling optimal untuk mencapai tujuan pengguna berdasarkan kriteria yang ditentukan.
  • Kegagalan Transaksi: Karena Solvers bertanggung jawab untuk mengeksekusi transaksi on-chain, mereka dapat mengelola kompleksitas seperti re-orgs, kemacetan jaringan, atau kegagalan transaksi dengan lebih baik, sering kali tanpa pengguna perlu turun tangan.

Pengurangan beban kognitif dan teknis ini sangat krusial untuk mendorong adopsi massal Web3. Pengguna awam yang terbiasa dengan antarmuka web tradisional yang intuitif akan menemukan dunia terdesentralisasi jauh lebih ramah. Mereka bisa berinteraksi dengan aplikasi DeFi, pasar NFT, atau game blockchain seolah-olah mereka berinteraksi dengan layanan terpusat, tanpa harus menjadi ahli blockchain.

Selain peningkatan kemudahan penggunaan, Arsitektur Berbasis Intent juga berpotensi meningkatkan Blockchain scalability and UX melalui optimalisasi eksekusi. Karena Solvers secara efisien merangkai dan mengeksekusi transaksi, mereka dapat menemukan cara untuk mengurangi jumlah total transaksi on-chain atau mengoptimalkan interaksi dengan smart contract, yang secara tidak langsung dapat membantu mengurangi beban jaringan dan biaya.

Potensi otomatisasi juga sangat besar. Intent bisa mencakup kondisi waktu (misalnya, 'tukar 1 ETH dengan XYZ jika harganya di bawah $X dalam 24 jam ke depan'), yang kemudian dapat dieksekusi secara otomatis oleh Solver ketika kondisi tersebut terpenuhi. Ini memungkinkan fitur seperti limit order yang sesungguhnya di DEX atau strategi yield farming otomatis tanpa pengguna harus terus-menerus memantau pasar dan mengeksekusi transaksi.

Secara keseluruhan, Arsitektur Berbasis Intent adalah langkah maju yang signifikan dalam evolusi antarmuka Web3. Ini adalah kunci untuk membuka masa depan Web3 yang lebih mudah diakses, efisien, dan menyenangkan bagi semua orang, bukan hanya bagi mereka yang nyaman dengan kompleksitas teknis blockchain. Dengan memindahkan beban eksekusi teknis dari pengguna ke jaringan Solvers yang cerdas, User experience in Web3 bisa naik ke level yang setara, atau bahkan melampaui, pengalaman pengguna di aplikasi web tradisional.

Tantangan dalam Implementasi Arsitektur Berbasis Intent

Meskipun menjanjikan banyak manfaat, implementasi Arsitektur Berbasis Intent bukannya tanpa tantangan signifikan. Salah satu isu utama adalah keamanan dan kepercayaan terkait Solvers. Pengguna menyerahkan 'niat' mereka, yang berpotensi melibatkan nilai finansial yang besar, kepada Solvers untuk dieksekusi. Bagaimana pengguna bisa yakin bahwa Solvers akan bertindak jujur, menemukan solusi terbaik (bukan hanya solusi yang paling menguntungkan bagi Solver itu sendiri), dan tidak memanipulasi transaksi (misalnya, melalui MEV - Miner/Maximum Extractable Value)? Mekanisme reputasi, staking oleh Solvers (untuk memberikan jaminan finansial), atau arsitektur yang memungkinkan verifikasi on-chain atas eksekusi Solver adalah area penelitian dan pengembangan yang aktif untuk mengatasi masalah kepercayaan ini.

Tantangan lain adalah standardisasi format Intent. Agar jaringan Solvers yang luas dan beragam dapat beroperasi secara efisien, perlu ada bahasa atau standar umum untuk menyatakan Intent. Bagaimana cara mendefinisikan Intent yang cukup fleksibel untuk mencakup berbagai kasus penggunaan (dari swap token sederhana hingga strategi DeFi kompleks atau interaksi gaming), namun cukup terstruktur agar dapat ditafsirkan dan diproses oleh mesin Solvers? Berbagai standar dan protokol Intent sedang diusulkan dan dikembangkan oleh proyek-proyek di ruang ini.

Selain itu, mengembangkan dan memelihara jaringan Solvers yang efisien dan handal juga merupakan tugas yang kompleks. Jaringan ini perlu cukup terdesentralisasi untuk menghindari titik kegagalan tunggal, namun juga cukup kompetitif untuk memastikan pengguna mendapatkan solusi terbaik. Membangun insentif ekonomi yang tepat bagi Solvers, memastikan ketersediaan mereka, dan menangani potensi masalah latensi atau sensor juga merupakan bagian dari tantangan implementasi. Infrastruktur yang diperlukan untuk mendukung arsitektur ini, termasuk mekanisme lelang Intent, sistem reputasi Solver, dan alat monitoring, masih dalam tahap awal pengembangan.

Masa Depan Web3 yang Didukung Intent

Arsitektur Berbasis Intent memiliki potensi untuk mengubah lanskap Web3 secara mendalam dan menjadi pendorong utama adopsi massal. Di sektor DeFi, ini dapat memungkinkan strategi investasi yang lebih kompleks dan otomatis yang dapat diakses oleh pengguna non-teknis. Bayangkan pengguna cukup menyatakan "Saya ingin portofolio saya terekspos ke imbal hasil terbesar dari ETH staking dan lending, secara otomatis rebalancing setiap hari" dan sistem intent-based yang akan mengelola semua interaksi dengan protokol yang relevan di balik layar.

Di dunia gaming Web3, arsitektur ini dapat menyederhanakan interaksi dengan aset dalam game. Pemain tidak perlu lagi mengerti transaksi untuk 'craft item', 'upgrade karakter', atau 'join raid party' yang melibatkan interaksi smart contract. Mereka cukup 'berniat' untuk melakukan aksi tersebut, dan sistem akan mengeksekusikan transaksi yang diperlukan. Ini akan membuat pengalaman bermain game Web3 terasa lebih mulus, mirip dengan game web2, tetapi dengan manfaat kepemilikan aset yang sesungguhnya.

Untuk identitas terdesentralisasi, Intent dapat digunakan untuk mengelola izin dan berbagi data. Pengguna dapat menyatakan "Saya mengizinkan aplikasi X untuk mengakses data Y saya selama Z waktu", dan sistem intent akan mengelola eksekusi smart contract yang diperlukan untuk pengaturan izin tersebut, tanpa pengguna harus mengerti detail teknis dari transaksi pengelolaan data terdesentralisasi.

Secara lebih luas, Arsitektur Berbasis Intent membuka peluang untuk inovasi baru dalam cara aplikasi terdesentralisasi dibangun dan digunakan. Developer dapat fokus pada logika aplikasi inti mereka, sementara kompleksitas interaksi on-chain diserahkan kepada lapisan intent dan jaringan Solvers. Ini berpotensi mempercepat pengembangan dApps dan memungkinkan terciptanya pengalaman pengguna yang lebih kaya dan terintegrasi.

Dengan mengatasi salah satu hambatan terbesar (kompleksitas UX) yang saat ini dihadapi Web3, arsitektur berbasis intent berpotensi mempercepat transisi dari internet yang kita kenal saat ini ke internet terdesentralisasi yang lebih kuat dan berpusat pada pengguna. Ini adalah langkah penting menuju masa depan Web3 di mana teknologi blockchain berfungsi sebagai fondasi yang kuat namun transparan, dan pengguna dapat berinteraksi dengan dunia digital dengan cara yang intuitif dan efisien, hanya dengan menyatakan apa yang mereka inginkan.

Kesimpulan: Menuju Interaksi yang Lebih Intuitif di Web3

Kita telah melihat bagaimana interaksi pengguna di Web3 saat ini masih terbebani oleh paradigma berbasis transaksi yang memerlukan pemahaman teknis dan eksekusi langkah demi langkah. Arsitektur Berbasis Intent muncul sebagai solusi transformatif, mengalihkan fokus dari 'cara melakukan' (eksekusi transaksi) ke 'apa yang diinginkan' (pernyataan tujuan atau intent). Dengan memanfaatkan jaringan 'Solvers' yang cerdas untuk menemukan dan mengeksekusi jalur transaksi paling efisien di balik layar, arsitektur ini menjanjikan abstraksi transaksi blockchain yang signifikan dan peningkatan dramatis pada User experience in Web3.

Meskipun tantangan implementasi seperti keamanan Solvers dan standardisasi Intent masih perlu diatasi, potensi manfaatnya—terutama dalam membuat blockchain interaction simplified dan membuka jalan bagi Blockchain scalability and UX yang lebih baik—menjadikan arsitektur berbasis intent sebagai elemen kunci dalam evolusi menuju masa depan Web3 yang ramah pengguna dan mudah diakses. Pergeseran paradigma Web3 antarmuka ini bukan hanya tentang membuat dApps lebih mudah digunakan, tetapi juga tentang membuka peluang baru untuk inovasi dan adopsi massal, mewujudkan visi internet terdesentralisasi yang benar-benar dapat diakses oleh semua orang.

Untuk eksplorasi lebih lanjut tentang evolusi teknologi Web3 dan edukasi mendalam seputar dunia crypto, jangan lewatkan untuk mengikuti akun Instagram kami di @akademicryptoplatform. Temukan insight terbaru dan materi pembelajaran yang akan membantu Anda memahami masa depan teknologi terdesentralisasi!

A.F. AuliaA
DITULIS OLEH

A.F. Aulia

Blockchain believer | Crypto analyst | Sharing knowledge tentang dunia digital asset dan teknologi yang mengubah masa depan keuangan.

Tanggapan (0 )



















Promo Akademi Crypto

Jadi Investor Cerdas

Dapatkan analisis pasar kripto, panduan investasi, dan berita terbaru langsung ke email Anda. Berhenti berlangganan kapan saja.

👋 Ikuti kami di media sosial