Dalam ekosistem aset digital yang berkembang pesat, bursa atau exchange memegang peranan krusial sebagai jembatan bagi para investor dan trader untuk membeli, menjual, atau menukar berbagai jenis kripto. Seiring pertumbuhan industri ini, muncul dua jenis bursa utama dengan filosofi operasional yang sangat berbeda: Bursa Kripto Tersentralisasi (Centralized Exchange/CEX) dan Bursa Kripto Terdesentralisasi (Decentralized Exchange/DEX). Bagi mereka yang sudah familiar dengan konsep trading kripto melalui CEX, memahami karakteristik, kelebihan, dan kekurangan dari Bursa Kripto Terdesentralisasi (DEX) menjadi sangat penting untuk diversifikasi strategi dan peningkatan pemahaman dalam menavigasi pasar yang kompleks. Kedua jenis bursa ini menawarkan pengalaman yang unik, dan pilihan antara keduanya seringkali bergantung pada prioritas pengguna terkait keamanan, privasi, kemudahan penggunaan, dan jenis aset yang ingin diperdagangkan.
Bursa kripto pada dasarnya adalah pasar digital tempat pengguna dapat melakukan transaksi jual beli aset kripto seperti Bitcoin, Ethereum, dan ribuan altcoin lainnya. Fungsi utama bursa ini adalah mencocokkan pembeli dan penjual, serta menyediakan likuiditas yang memungkinkan transaksi berjalan lancar. Seiring waktu, model operasional bursa kripto terbagi menjadi dua kategori besar yang memiliki fundamental sangat berbeda: CEX dan DEX. Memahami perbedaan CEX DEX bukanlah sekadar pengetahuan teknis semata, melainkan kunci untuk memilih platform yang paling sesuai dengan kebutuhan trading dan investasi Anda, serta untuk mengelola risiko secara lebih efektif di dunia aset digital yang dinamis. Ini adalah langkah fundamental bagi setiap individu yang ingin mendalami investasi dan trading kripto.
Mengenal CEX: Bursa Kripto Tersentralisasi
Definisi CEX
Inti dari CEX adalah model kustodial. Ini berarti ketika Anda menyetor dana atau aset kripto ke CEX, Anda pada dasarnya menyerahkan kendali atas kunci pribadi (private key) aset tersebut kepada bursa. Bursa menyimpan aset Anda di dompet digital mereka (hot wallets atau cold wallets), dan Anda hanya memiliki klaim atas nilai aset tersebut yang tercatat di database bursa. Ini sering diringkas dalam frasa terkenal di komunitas kripto: "Not your keys, not your crypto." Contoh CEX populer di skala global meliputi Binance, Coinbase, Kraken, dan di Indonesia, contoh CEX yang umum digunakan adalah Indodax dan Tokocrypto. Entitas pusat ini bertanggung jawab penuh atas keamanan dana yang mereka kelola.
Cara Kerja CEX: Order Book dan Pihak Ketiga
Model perdagangan utama yang digunakan oleh sebagian besar CEX adalah Order Book kripto. Order Book adalah daftar elektronik yang berisi semua order beli (bid) dan order jual (ask) untuk pasangan aset tertentu pada berbagai tingkat harga. Ketika seorang pengguna ingin membeli atau menjual aset, mereka menempatkan order (misalnya, order limit atau order pasar) ke dalam Order Book. Sistem bursa kemudian mencocokkan order beli dengan order jual yang paling sesuai. Proses pencocokan ini dilakukan secara off-chain (di luar blockchain) di server pusat bursa, yang memungkinkan transaksi terjadi dengan sangat cepat.
Sebagai kustodian, bursa juga bertindak sebagai pihak ketiga yang memegang dana pengguna selama proses trading. Ketika Anda melakukan deposit, aset Anda masuk ke dompet bursa. Ketika Anda melakukan trading, saldo Anda di bursa diupdate secara internal. Hanya ketika Anda melakukan withdrawal, aset kripto yang sesungguhnya dipindahkan dari dompet bursa ke dompet pribadi Anda. Keberadaan pihak ketiga ini mempermudah banyak aspek, tetapi juga memperkenalkan risiko sentralisasi.
Kelebihan CEX
Mengapa CEX begitu populer dan menjadi pintu masuk bagi banyak orang ke dunia kripto? Ada beberapa kelebihan utama yang ditawarkan oleh CEX:
- Kemudahan Penggunaan (User-Friendly Interface): CEX dirancang agar mudah diakses dan digunakan, bahkan oleh pemula. Antarmukanya menyerupai platform trading online tradisional untuk saham atau forex, dengan grafik harga, Order Book yang jelas, dan berbagai jenis order trading yang mudah dipahami. Proses pendaftaran, deposit, dan withdrawal umumnya sudah distandarisasi dan didukung dengan panduan.
- Likuiditas Tinggi: CEX besar seperti Binance memiliki volume perdagangan yang sangat besar, menghasilkan likuiditas yang tinggi untuk berbagai pasangan aset. Likuiditas tinggi berarti Anda dapat dengan mudah membeli atau menjual aset dalam jumlah besar tanpa secara signifikan memengaruhi harga pasar. Ini penting untuk trading dalam skala besar.
- Fitur Lengkap: Selain trading spot dasar, CEX sering menawarkan berbagai fitur tambahan seperti trading derivatif (futures, options), margin trading, staking, lending, IEO (Initial Exchange Offering), layanan kartu debit kripto, dan lain-lain. Ini menjadikan CEX sebagai platform serba ada untuk berbagai aktivitas terkait kripto. Contohnya, platform seperti Binance menawarkan berbagai fitur trading yang canggih.
- Layanan Pelanggan: Sebagai entitas bisnis, CEX menyediakan layanan pelanggan untuk membantu pengguna yang mengalami masalah teknis, akun, atau transaksi. Ini merupakan dukungan penting, terutama bagi pengguna yang kurang berpengalaman atau menghadapi masalah kompleks.
- Kecepatan Transaksi Internal: Karena trading dilakukan di luar blockchain (off-chain), transaksi antar pengguna di dalam platform CEX terjadi hampir instan dan biasanya tanpa biaya transaksi blockchain (gas fee). Biaya hanya dikenakan dalam bentuk trading fee dan withdrawal fee.
Kekurangan CEX
Di balik kemudahan dan fiturnya, CEX juga memiliki kelemahan signifikan yang perlu dipertimbangkan:
- Membutuhkan KYC/AML: Sesuai dengan regulasi keuangan di berbagai negara, CEX diwajibkan untuk menerapkan prosedur Know Your Customer (KYC) dan Anti-Money Laundering (AML). Ini berarti pengguna harus memverifikasi identitas mereka dengan memberikan dokumen pribadi. Hal ini mengurangi privasi dan memungkinkan data pengguna tersimpan di server pusat.
- Risiko Peretasan Platform: Karena CEX memegang aset pengguna dalam jumlah besar di server pusat, mereka menjadi target utama bagi para peretas. Jika platform diretas dan dana berhasil dicuri, pengguna berisiko kehilangan aset mereka yang disimpan di bursa. Sejarah kripto mencatat beberapa kasus peretasan CEX besar yang mengakibatkan kerugian signifikan bagi pengguna. Ini adalah risiko sentralisasi (single point of failure).
- Pengguna Tidak Memegang Kendali Penuh atas Kunci Pribadi: Konsep kustodial berarti Anda tidak memiliki kendali langsung atas aset Anda. Anda bergantung pada bursa untuk mengizinkan withdrawal dan mengakses dana Anda. Jika bursa mengalami masalah operasional, bangkrut, diblokir oleh regulator, atau mengalami masalah teknis lainnya, akses Anda ke aset bisa terganggu atau bahkan hilang.
- Biaya (Trading Fee, Withdrawal Fee): Meskipun transaksi internal cepat, CEX mengenakan biaya untuk setiap perdagangan (trading fee) dan biaya untuk menarik aset keluar dari platform (withdrawal fee). Biaya ini bisa bervariasi antar bursa dan tergantung pada volume trading pengguna.
- Potensi Sensor dan Pembatasan: Sebagai entitas tersentralisasi, CEX tunduk pada regulasi pemerintah. Ini berarti mereka mungkin dipaksa untuk memblokir akses pengguna dari wilayah tertentu, membekukan akun, atau membatasi jenis aset yang dapat diperdagangkan sesuai dengan hukum yang berlaku.
Memahami DEX: Bursa Kripto Terdesentralisasi
Berbeda dengan CEX, Bursa Kripto Terdesentralisasi (DEX) beroperasi dengan prinsip desentralisasi. Tidak ada entitas pusat tunggal yang mengontrol platform atau menyimpan dana pengguna. DEX memungkinkan pengguna untuk berdagang aset kripto secara peer-to-peer (langsung antar pengguna) melalui smart contract di blockchain.
Definisi DEX
Prinsip utama DEX adalah non-kustodial. Ini berarti pengguna sepenuhnya memegang kendali atas kunci pribadi dan aset mereka selama proses trading. Dana tetap berada di dompet pribadi pengguna (misalnya, Metamask, Trust Wallet) dan tidak pernah disetorkan ke dompet yang dikelola bursa. Transaksi dieksekusi langsung dari dompet ke dompet melalui smart contract yang berjalan di atas blockchain yang relevan (misalnya, Ethereum, Binance Smart Chain, Solana). Contoh Bursa Kripto Terdesentralisasi yang populer meliputi Uniswap, PancakeSwap, Curve, dan SushiSwap. Karakteristik non-kustodial ini adalah perbedaan mendasar antara DEX dan CEX.
Cara Kerja DEX: AMM dan Smart Contract
Meskipun beberapa DEX awal menggunakan model Order Book on-chain, mayoritas DEX modern, terutama di blockchain seperti Ethereum dan Binance Smart Chain, menggunakan model Automated Market Maker (AMM kripto). Dalam model AMM, harga aset ditentukan oleh rasio aset dalam liquidity pool, bukan oleh Order Book yang diisi oleh order beli dan jual individu.
Liquidity pool adalah kumpulan besar dari dua atau lebih token yang dikunci dalam smart contract. Penyedia likuiditas (Liquidity Providers/LPs) menyetorkan pasangan aset ke dalam pool, dan sebagai imbalannya mereka menerima sebagian dari biaya transaksi yang dihasilkan dari trading di pool tersebut. Ketika seorang pengguna ingin melakukan trading di Uniswap atau PancakeSwap, mereka berinteraksi langsung dengan liquidity pool melalui smart contract. Smart contract ini secara otomatis menghitung harga berdasarkan formula matematika (misalnya, x * y = k, di mana x dan y adalah jumlah token dalam pool) dan mengeksekusi pertukaran token secara langsung dari dompet pengguna melalui smart contract.
Seluruh proses trading, dari penempatan order hingga penyelesaian, terjadi langsung di atas blockchain melalui eksekusi smart contract. Hal ini menghilangkan kebutuhan akan perantara terpusat dan memungkinkan pengguna untuk mempertahankan kendali atas aset mereka sepanjang waktu.
Kelebihan DEX
DEX menawarkan beberapa keunggulan yang menarik, terutama bagi pengguna yang memprioritaskan desentralisasi dan kontrol:
- Pengguna Memegang Kendali Penuh atas Aset (Non-Kustodial): Ini adalah kelebihan terbesar. Dana Anda tidak pernah berada di tangan pihak ketiga. Anda memegang kunci pribadi Anda, yang berarti Anda memiliki kendali penuh atas aset Anda selama 24/7, selama Anda menjaga kunci pribadi Anda dengan aman. Risiko peretasan platform pusat seperti di CEX sangat berkurang, karena bursa itu sendiri tidak menyimpan aset Anda.
- Tidak Memerlukan KYC (Privasi): Sebagian besar DEX tidak memerlukan pengguna untuk melakukan verifikasi identitas (KYC) atau melalui prosedur AML. Pengguna dapat berdagang hanya dengan menghubungkan dompet kripto mereka. Hal ini memberikan tingkat privasi yang lebih tinggi dan aksesibilitas global, karena tidak ada batasan geografis yang diberlakukan oleh entitas pusat.
- Ketahanan terhadap Sensor: Karena beroperasi di atas blockchain publik dan tidak dikendalikan oleh entitas tunggal, DEX jauh lebih tahan terhadap sensor atau intervensi pemerintah dibandingkan CEX. Smart contract akan terus berjalan selama blockchain dasar aktif, membuatnya sulit untuk dimatikan atau diblokir.
- Akses ke Aset/Token Baru Lebih Cepat: DEX seringkali menjadi tempat pertama di mana token baru diluncurkan dan diperdagangkan, terutama token dari proyek-proyek DeFi (Decentralized Finance). Ini memungkinkan pengguna untuk mendapatkan akses awal ke aset potensial sebelum terdaftar di CEX besar. Pengguna yang ingin trading di Uniswap atau PancakeSwap seringkali mencari akses ke token-token terbaru.
- Berpotensi Biaya Lebih Rendah untuk Volume Trading Besar: Meskipun gas fee bisa tinggi, untuk trading volume besar, total biaya (termasuk trading fee dan gas fee) di DEX terkadang bisa lebih rendah dibandingkan total biaya (trading fee dan withdrawal fee) di CEX, tergantung pada kondisi jaringan dan struktur biaya DEX.
Kekurangan DEX
Meskipun menawarkan keuntungan desentralisasi, DEX juga memiliki keterbatasan:
- Kompleksitas Penggunaan: Antarmuka DEX, menghubungkan dompet, dan mengelola gas fee bisa menjadi lebih rumit dibandingkan dengan CEX, terutama bagi pemula. Pengguna harus bertanggung jawab penuh atas keamanan kunci pribadi mereka, dan kesalahan dalam mengelola kunci dapat mengakibatkan hilangnya aset secara permanen.
- Likuiditas Bervariasi: Likuiditas di DEX sangat bergantung pada jumlah dana yang disediakan oleh para penyedia likuiditas di liquidity pool. Meskipun DEX terbesar memiliki likuiditas yang baik untuk aset-aset utama, pasangan aset yang kurang umum mungkin memiliki likuiditas rendah, yang dapat mengakibatkan slippage (perbedaan antara harga yang diharapkan dan harga eksekusi) yang signifikan, terutama untuk order besar.
- Biaya Transaksi On-Chain (Gas Fee) Bisa Tinggi: Karena setiap transaksi di DEX terjadi di blockchain, pengguna harus membayar biaya transaksi jaringan atau "gas fee". Gas fee ini bervariasi tergantung pada tingkat kemacetan jaringan. Di jaringan seperti Ethereum, gas fee bisa sangat tinggi, membuat trading dalam jumlah kecil atau sering menjadi mahal.
- Fitur Trading Lanjutan Terbatas: Dibandingkan CEX, fitur trading lanjutan seperti trading margin, futures, atau berbagai jenis order trading (misalnya, stop-limit order) seringkali tidak tersedia atau lebih terbatas di DEX. DEX lebih fokus pada pertukaran aset sederhana.
- Risiko Smart Contract: DEX beroperasi melalui smart contract. Meskipun diaudit, smart contract bisa memiliki bug atau kerentanan yang dapat dieksploitasi oleh peretas, mengakibatkan kerugian dana di liquidity pool. Pengguna yang berinteraksi dengan DEX ekspos terhadap risiko smart contract ini.
- Tidak Ada Layanan Pelanggan: Karena tidak ada entitas pusat, tidak ada tim dukungan pelanggan yang dapat dihubungi jika Anda menghadapi masalah. Pengguna harus menyelesaikan masalah sendiri atau mencari bantuan dari komunitas online.
Perbandingan Langsung: DEX vs CEX
Untuk memberikan gambaran yang lebih jelas, mari kita analisis perbandingan utama antara Bursa Kripto Tersentralisasi dan Bursa Kripto Terdesentralisasi berdasarkan beberapa kriteria kunci. Perbedaan fundamental ini membentuk pengalaman pengguna dan risiko yang terkait dengan masing-masing platform.
Analisis Faktor Kunci: Kontrol Aset dan Keamanan
Salah satu perbedaan CEX DEX yang paling signifikan adalah pada isu kontrol aset. Di CEX, pengguna melepaskan kontrol atas kunci pribadi mereka dan aset mereka disimpan di dompet kustodial bursa. Ini memudahkan pengguna yang tidak ingin repot mengelola kunci pribadi, tetapi juga menimbulkan risiko pihak ketiga. Jika bursa diretas, bangkrut, atau mengalami pembekuan akun, pengguna berisiko kehilangan akses ke aset mereka. Konsep "Not your keys, not your crypto" sangat relevan di sini.
Sebaliknya, DEX beroperasi secara non-kustodial. Pengguna mempertahankan kendali penuh atas kunci pribadi mereka, dan aset tetap berada di dompet pribadi mereka sepanjang waktu. Transaksi dieksekusi langsung dari dompet pengguna ke dompet pengguna lainnya melalui smart contract di blockchain. Keamanan di sini lebih bergantung pada keamanan dompet pribadi pengguna dan keamanan smart contract itu sendiri. Risiko peretasan platform pusat seperti di CEX dihilangkan, tetapi digantikan oleh risiko smart contract dan risiko kelalaian pengguna dalam mengelola kunci pribadi mereka.
Analisis Faktor Kunci: Pengalaman Pengguna dan Aksesibilitas
Dalam hal kemudahan penggunaan, CEX umumnya unggul. Antarmukanya ramah pengguna, proses pendaftaran dan deposit mudah, dan eksekusi trading cepat karena off-chain. CEX seringkali menjadi pilihan pertama bagi pemula karena kurva belajarnya yang lebih landai. Namun, aksesibilitas ini datang dengan persyaratan KYC/AML, yang bisa menjadi hambatan bagi sebagian pengguna yang mengutamakan privasi atau berada di yurisdiksi dengan regulasi yang ketat.
DEX, dengan interaksi langsung dengan dompet dan kebutuhan untuk mengelola gas fee, bisa terasa lebih kompleks bagi pengguna baru. Memahami cara kerja AMM kripto, liquidity pool, dan risiko smart contract memerlukan pemahaman teknis yang lebih dalam. Namun, ketiadaan persyaratan KYC/AML membuat DEX lebih mudah diakses secara global dan memberikan tingkat privasi yang lebih tinggi. Pengguna yang nyaman dengan teknologi blockchain dan mengutamakan privasi mungkin lebih memilih DEX.
Berikut adalah ringkasan perbandingan utama dalam bentuk poin analitis:
- Kontrol Aset: CEX (Kustodial - Bursa memegang aset), DEX (Non-Kustodial - Pengguna memegang aset).
- Pihak Ketiga: CEX (Ada - Bursa sebagai perantara), DEX (Tidak Ada - Peer-to-peer via smart contract).
- Model Perdagangan: CEX (Order Book kripto off-chain), DEX (Umumnya AMM kripto on-chain, kadang Order Book on-chain).
- KYC/AML: CEX (Wajib), DEX (Umumnya Tidak Wajib).
- Keamanan (Risiko Utama): CEX (Peretasan platform, kegagalan bursa), DEX (Risiko smart contract, kelalaian pengguna).
- Kemudahan Penggunaan: CEX (Tinggi - Ramah pemula), DEX (Sedang/Rendah - Membutuhkan pemahaman teknis).
- Likuiditas: CEX (Umumnya Tinggi, stabil), DEX (Bervariasi, tergantung pool).
- Biaya: CEX (Trading Fee, Withdrawal Fee), DEX (Gas Fee on-chain, Trading Fee).
- Fitur: CEX (Lengkap - Spot, Derivatif, Staking, dll.), DEX (Umumnya Dasar - Spot/Swap).
- Privasi: CEX (Rendah), DEX (Tinggi).
- Sensor: CEX (Rentan), DEX (Tahan).
Kapan Menggunakan CEX vs DEX? Memilih Bursa yang Tepat untuk Anda
Pilihan antara CEX dan DEX sangat bergantung pada kebutuhan individu, tingkat pengalaman, prioritas, dan profil risiko. Tidak ada jawaban tunggal yang benar; kedua jenis bursa memiliki tempatnya dalam ekosistem kripto dan dapat digunakan secara sinergis oleh pengguna yang berbeda atau bahkan oleh pengguna yang sama untuk tujuan yang berbeda.
Skenario Ideal Penggunaan CEX
CEX seringkali menjadi pilihan yang lebih baik dalam skenario berikut:
- Pemula di Dunia Kripto: Jika Anda baru memulai investasi atau trading kripto, CEX menawarkan antarmuka yang paling ramah pengguna, proses fiat-to-crypto yang mudah (mengubah mata uang tradisional seperti Rupiah menjadi kripto), dan dukungan pelanggan yang bisa membantu Anda melewati langkah-langkah awal. Trading di Binance atau Indodax seringkali merupakan pengalaman pertama bagi banyak orang.
- Trading Volume Besar: CEX besar menawarkan likuiditas yang tinggi, yang penting jika Anda berniat melakukan order beli atau jual dalam jumlah besar tanpa menyebabkan pergeseran harga yang signifikan (slippage).
- Membutuhkan Fitur Lengkap: Jika Anda tertarik pada lebih dari sekadar trading spot, seperti trading derivatif (futures/options), margin trading, staking, lending, atau memanfaatkan fitur lain seperti copy trading, CEX menyediakan ekosistem yang lebih kaya fitur.
- Membutuhkan Layanan Pelanggan: Jika Anda merasa lebih nyaman mengetahui ada tim dukungan yang bisa dihubungi saat menghadapi masalah, CEX adalah pilihan yang lebih baik karena mereka menyediakan layanan pelanggan yang terstruktur.
- Kecepatan Transaksi Internal: Untuk trading frekuensi tinggi atau strategi yang memerlukan eksekusi cepat antar pengguna di platform yang sama, kecepatan transaksi off-chain di CEX sangat menguntungkan.
Skenario Ideal Penggunaan DEX
DEX seringkali lebih disukai dalam skenario berikut:
- Pengguna Berpengalaman yang Mengutamakan Kontrol dan Privasi: Jika Anda memahami cara kerja kunci pribadi dan dompet kripto, serta memprioritaskan kontrol penuh atas aset Anda ("Not your keys, not your crypto" adalah prinsip Anda), DEX adalah pilihan alami. Ketiadaan KYC juga menarik bagi mereka yang menghargai privasi.
- Trading Token Baru atau Langka: DEX, terutama yang berbasis AMM seperti Uniswap atau PancakeSwap, seringkali menjadi tempat pertama di mana token baru dari proyek DeFi diluncurkan. Jika Anda ingin mendapatkan akses awal ke token-token ini, DEX adalah platform yang harus dituju. Trading di Uniswap atau PancakeSwap sangat umum untuk token-token baru.
- Partisipasi dalam Ekosistem DeFi: DEX adalah komponen fundamental dari ekosistem Decentralized Finance. Menggunakan DEX adalah langkah awal untuk berpartisipasi dalam aktivitas DeFi lainnya seperti yield farming, liquidity mining, dan lending/borrowing terdesentralisasi.
- Menghindari Sensor atau Pembatasan Geografis: Jika Anda berada di wilayah di mana CEX mungkin membatasi akses karena regulasi, atau jika Anda khawatir akun Anda dibekukan, DEX menawarkan alternatif yang lebih tahan sensor karena sifatnya yang terdesentralisasi.
- Menghindari Risiko Pihak Ketiga Sentral: Bagi pengguna yang skeptis terhadap entitas terpusat dan risiko peretasan platform besar, DEX menawarkan model yang menghilangkan risiko tersebut dengan menempatkan kontrol aset sepenuhnya di tangan pengguna.
Banyak trader dan investor profesional bahkan menggunakan kombinasi keduanya, memanfaatkan kemudahan CEX untuk akses awal dan fitur tertentu, sambil menggunakan DEX untuk trading token spesifik, berpartisipasi dalam DeFi, atau untuk memegang kendali penuh atas sebagian aset mereka dalam jangka panjang.
Kesimpulan: Memilih Antara Dunia Sentralisasi dan Desentralisasi
Dalam dunia kripto yang terus berinovasi, baik CEX maupun DEX memegang peran penting, melayani kebutuhan yang berbeda dari basis pengguna yang beragam. Perbedaan fundamental antara CEX dan DEX terletak pada sentralisasi vs desentralisasi, model kustodial vs non-kustodial, penggunaan Order Book vs AMM, dan persyaratan KYC vs tanpa KYC.
CEX menawarkan kemudahan, likuiditas tinggi, dan fitur lengkap yang sangat menarik bagi pemula dan trader yang membutuhkan platform serba ada dengan eksekusi cepat untuk volume besar. Namun, kelemahan utamanya adalah pengguna menyerahkan kendali atas aset mereka kepada pihak ketiga dan harus melalui proses KYC/AML.
Di sisi lain, DEX memberikan kontrol penuh atas aset, privasi yang lebih tinggi, dan ketahanan terhadap sensor, menjadikannya pilihan ideal bagi pengguna berpengalaman yang mengutamakan desentralisasi dan ingin berpartisipasi dalam ekosistem DeFi. Kelemahan DEX meliputi kompleksitas penggunaan yang lebih tinggi, likuiditas yang bervariasi, potensi gas fee yang tinggi, dan keterbatasan fitur trading lanjutan.
Memilih antara CEX dan DEX pada akhirnya kembali pada preferensi pribadi, tingkat kenyamanan dengan teknologi, kebutuhan trading spesifik, dan toleransi risiko. Bagi mereka yang baru memulai, CEX bisa menjadi titik awal yang lebih mudah, sementara mereka yang ingin mendalami desentralisasi dan memiliki kontrol penuh mungkin akan beralih ke DEX. Penting untuk terus belajar dan memahami alat serta platform yang Anda gunakan di pasar kripto.
Bagi Anda yang ingin memahami lebih dalam tentang cara kerja pasar kripto, strategi trading, dan teknologi blockchain di balik bursa-bursa ini, mendapatkan edukasi yang terstruktur sangatlah krusial. Membangun fondasi pengetahuan yang kuat adalah kunci untuk navigasi yang aman dan efektif di dunia aset digital. Jika Anda tertarik untuk memperdalam pemahaman Anda tentang investasi dan trading cryptocurrency, dan mencari sumber belajar yang kredibel, Anda bisa menemukan wawasan lebih dalam tentang dunia kripto dan strategi trading dengan mengikuti Akademi Crypto di Instagram. Temukan konten edukatif yang dapat membantu Anda memahami lebih jauh perbedaan platform seperti CEX dan DEX, serta berbagai aspek penting lainnya dalam ekosistem aset digital. Ikuti perjalanan edukasi Anda bersama kami di Instagram @akademicryptoplatform.
Tanggapan (0 )