Siap menguasai investasi aset digital? Gabung dengan Akademi Crypto sekarang! Gabung Sekarang →

Akademi Crypto

Perbedaan CBDC dan Cryptocurrency: Kontrol Bank Sentral vs Desentralisasi

Konsep uang digital berevolusi pesat, melahirkan CBDC dan Cryptocurrency. Sekilas sama, tapi perbedaan CBDC dan cryptocurrency sangat kontras, terutama soal kontrol. Pahami beda uang digital bank sentral (terpusat) dan crypto (desentralisasi) beserta implikasinya pada masa depan finansial Anda.

0
1
Perbedaan CBDC dan Cryptocurrency: Kontrol Bank Sentral vs Desentralisasi

Di tengah pesatnya evolusi teknologi, konsep uang pun tak luput dari transformasi digital. Kita telah terbiasa dengan uang dalam bentuk digital di rekening bank atau melalui aplikasi pembayaran, namun kini muncul dua jenis uang digital yang fundamentalnya sangat berbeda: Central Bank Digital Currency (CBDC) dan Cryptocurrency. Sekilas keduanya sama-sama 'digital', tetapi di balik permukaan, perbedaan keduanya sangat kontras, terutama dalam hal siapa yang memiliki kontrol penuh atas uang tersebut. Memahami perbedaan mendasar ini sangat krusial bagi siapa pun yang ingin melihat gambaran utuh masa depan sistem keuangan global, terutama dari perspektif kekuatan dan kendali otoritas.

Memahami Lanskap Uang Digital: Mengenal CBDC dan Cryptocurrency

Uang telah berevolusi dari barter, koin logam, uang kertas, hingga era digital melalui sistem perbankan elektronik. Setiap era membawa perubahan dalam cara kita menyimpan, mentransfer, dan bahkan berpikir tentang nilai. Saat ini, kita berada di ambang era baru di mana mata uang negara dan aset digital yang terdesentralisasi sama-sama bersaing untuk mendapatkan tempat di dompet digital masyarakat.

Di satu sisi, ada Central Bank Digital Currency (CBDC), inisiatif yang dipimpin oleh bank sentral berbagai negara, termasuk Indonesia dengan rencana Rupiah Digital-nya. CBDC digadang-gadang sebagai bentuk uang digital yang aman, efisien, dan merupakan evolusi alami dari mata uang fiat yang sudah ada. Di sisi lain, ada Cryptocurrency, yang dipelopori oleh Bitcoin, yang menawarkan visi uang yang beroperasi di luar kendali institusi keuangan atau pemerintah mana pun, berlandaskan pada prinsip desentralisasi dan transparansi melalui teknologi blockchain.

Artikel ini akan mengupas tuntas apa itu CBDC dan apa itu Cryptocurrency, dengan fokus utama pada perbedaan fundamental di antara keduanya, khususnya terkait isu sentralisasi versus desentralisasi, dan implikasinya terhadap kendali otoritas atas uang Anda. CBDC bisa dilihat sebagai antitesis langsung terhadap filosofi desentralisasi yang menjadi inti dari banyak cryptocurrency.

CBDC: Uang Digital yang Dikontrol Bank Sentral

Konsep Central Bank Digital Currency (CBDC) semakin gencar dibicarakan di seluruh dunia. Lebih dari 100 negara saat ini sedang mengeksplorasi, meneliti, mengembangkan, atau bahkan sudah menguji coba versi digital dari mata uang fiat mereka. China dengan Digital Yuan-nya (DCEP) menjadi salah satu yang terdepan dalam implementasi ini.

Pengertian CBDC (Central Bank Digital Currency)

CBDC adalah bentuk digital dari mata uang fiat suatu negara (misalnya, Rupiah Digital, Digital Dollar, Digital Euro) yang secara langsung diterbitkan dan dijamin oleh bank sentral negara tersebut. Berbeda dengan uang digital yang ada di rekening bank Anda saat ini (yang merupakan kewajiban bank komersial), CBDC akan menjadi kewajiban langsung dari bank sentral, sama seperti uang tun cash fisik.

Artinya, ketika Anda memegang CBDC, Anda memegang klaim langsung terhadap bank sentral, bukan terhadap bank komersial. Ini bertujuan untuk memberikan tingkat keamanan yang sama dengan memegang uang tunai, tetapi dalam format digital. CBDC dirancang untuk menjadi alat pembayaran yang sah dan dapat digunakan untuk berbagai transaksi, baik antarindividu, antarpelaku bisnis, maupun dengan pemerintah.

Tujuan Utama Bank Sentral Menerbitkan CBDC

Ada beragam motivasi di balik eksplorasi CBDC oleh bank sentral. Beberapa tujuan utama meliputi:

  • Meningkatkan Efisiensi Sistem Pembayaran: Mengurangi biaya dan waktu transaksi, terutama untuk pembayaran lintas batas atau di area yang belum terlayani dengan baik oleh infrastruktur perbankan tradisional.
  • Meningkatkan Inklusi Keuangan: Memberikan akses yang lebih mudah ke layanan keuangan bagi populasi yang belum memiliki rekening bank.
  • Menjaga Stabilitas Keuangan: Menyediakan alternatif digital yang stabil di tengah munculnya stablecoin swasta atau mata uang kripto yang volatil.
  • Memperkuat Efektivitas Kebijakan Moneter: Memberikan bank sentral alat baru untuk mengimplementasikan kebijakan moneter secara lebih langsung dan bertarget.
  • Modernisasi Infrastruktur Keuangan: Menggantikan sistem pembayaran warisan yang sudah ketinggalan zaman.
  • Menghadapi Persaingan Mata Uang Digital Swasta: Menyediakan versi digital dari mata uang nasional untuk bersaing dengan adopsi aset digital swasta seperti stablecoin atau bahkan mata uang kripto tertentu.

Sifat Kunci CBDC: Sentralisasi dan Kendali Penuh

Inilah poin paling krusial yang membedakan CBDC dari cryptocurrency terdesentralisasi: CBDC bersifat sepenuhnya terpusat (centralized). Ini berarti bank sentral, sebagai penerbit tunggal, memiliki kendali penuh atas segala aspek CBDC. Mereka menentukan aturan penerbitan, mengelola infrastruktur, memproses dan mencatat semua transaksi, serta memiliki kemampuan untuk melacak aliran uang tersebut.

Sifat sentralisasi ini memberikan bank sentral kekuatan yang signifikan atas uang digital ini. Jika uang tunai fisik menawarkan tingkat anonimitas karena sulit dilacak, CBDC, tergantung pada desainnya, berpotensi menghilangkan anonimitas tersebut. Setiap transaksi dapat dicatat dan dianalisis oleh bank sentral atau pihak berwenang lainnya. Ini menimbulkan risiko privasi CBDC yang serius bagi pengguna, karena setiap pengeluaran, penerimaan, atau transfer dapat dipantau.

Lebih jauh lagi, sifat terpusat ini memungkinkan bank sentral menerapkan fitur 'uang yang dapat diprogram'. Dalam skenario ekstrem, ini bisa berarti bahwa uang digital Anda bisa diatur agar hanya bisa dibelanjakan untuk jenis barang atau jasa tertentu, memiliki tanggal kedaluwarsa jika tidak digunakan dalam periode waktu tertentu, atau bahkan dibekukan atau disita oleh pihak berwenang tanpa proses hukum yang panjang, karena bank sentral memiliki kunci utama untuk mengendalikan unit-unit mata uang tersebut.

Ini adalah perbedaan mendasar dengan saldo digital di rekening bank biasa. Meskipun transaksi di rekening bank juga terekam dan dapat diakses oleh pihak berwenang melalui proses hukum, dana tersebut secara teknis adalah kewajiban bank komersial, dan bank sentral tidak memiliki akses langsung dan real-time ke semua data transaksi individu di seluruh sistem perbankan komersial. CBDC berpotensi mengubah ini, menjadikan bank sentral sebagai buku besar utama yang mencatat setiap perpindahan uang digital nasional.

Dengan CBDC, kontrol pemerintah CBDC atas peredaran uang dan aktivitas ekonomi warga negara bisa menjadi jauh lebih kuat daripada yang dimungkinkan dengan uang tunai atau sistem perbankan digital saat ini.

Cryptocurrency: Uang Digital Terdesentralisasi (Fokus pada Bitcoin)

Bertolak belakang dengan CBDC, cryptocurrency lahir dari filosofi yang berbeda secara radikal. Gerakan cryptocurrency, yang dipelopori oleh Bitcoin, termotivasi oleh keinginan untuk menciptakan sistem moneter yang tidak bergantung pada otoritas pusat manapun.

Pengertian Dasar Cryptocurrency dan Teknologi Blockchain

Cryptocurrency adalah aset digital atau mata uang digital yang menggunakan kriptografi untuk mengamankan transaksi dan mengontrol pembuatan unit baru. Ini beroperasi pada teknologi yang disebut distributed ledger technology (DLT), yang paling terkenal adalah blockchain.

Blockchain adalah buku besar digital terdistribusi yang mencatat semua transaksi yang terjadi di jaringannya. Buku besar ini tidak disimpan di satu lokasi pusat, melainkan diduplikasi dan disinkronkan di ribuan atau jutaan komputer (node) di seluruh dunia yang berpartisipasi dalam jaringan.

Konsep Desentralisasi dalam Cryptocurrency

Inti dari cryptocurrency seperti Bitcoin adalah desentralisasi crypto. Ini berarti tidak ada satu entitas pun (seperti bank sentral, pemerintah, atau perusahaan) yang memiliki atau mengontrol jaringan Bitcoin. Jaringan ini dioperasikan dan dipelihara oleh komunitas global yang terdiri dari pengguna, penambang (miner), dan operator node.

Bagaimana cara kerja Bitcoin tanpa 'bos' atau penerbit pusat? Prosesnya diatur oleh kode dan konsensus jaringan. Ketika seseorang ingin mengirim Bitcoin, transaksi tersebut disiarkan ke jaringan. Para penambang memvalidasi transaksi ini dan menggabungkannya ke dalam 'blok' data. Blok-blok ini kemudian ditambahkan ke rantai blok (blockchain) yang sudah ada, dan proses ini memerlukan konsensus dari sebagian besar node di jaringan.

Karena buku besar didistribusikan ke ribuan node, sangat sulit atau bahkan tidak mungkin bagi satu pihak untuk mengubah catatan transaksi secara sepihak atau memalsukan Bitcoin. Untuk menyerang jaringan, seseorang perlu mengontrol lebih dari 50% daya komputasi total jaringan (serangan 51%), yang pada jaringan besar seperti Bitcoin, membutuhkan sumber daya yang sangat besar dan tidak praktis.

Dengan demikian, Bitcoin beroperasi berdasarkan aturan yang ditetapkan dalam kodenya, dan aturan tersebut ditegakkan oleh mekanisme konsensus jaringan, bukan oleh keputusan diskresioner dari sebuah institusi. Ini adalah antitesis dari model CBDC yang sepenuhnya terpusat dan dikontrol oleh bank sentral.

Perbedaan Mendasar: CBDC vs Cryptocurrency

Setelah memahami konsep dasar keduanya, mari kita bandingkan secara langsung aspek-aspek kunci yang menunjukkan betapa jauhnya perbedaan CBDC dan Cryptocurrency, terutama dari sudut pandang kontrol.

Penerbit dan Mekanisme Kontrol

  • CBDC: Diterbitkan, dijamin, dan dikontrol sepenuhnya oleh bank sentral atau otoritas moneter negara. Bank sentral memiliki buku besar utama dan bisa memiliki visibilitas serta kendali penuh atas setiap unit mata uang digital. Ini adalah model keuangan yang terpusat (centralized).
  • Cryptocurrency (Bitcoin): Tidak memiliki penerbit pusat tunggal. Bitcoin 'diterbitkan' melalui proses penambangan yang terdistribusi dan diverifikasi oleh jaringan node global. Kontrol atas jaringan dan aturan dipegang oleh mekanisme konsensus yang terdesentralisasi dan diatur oleh kode, bukan institusi.

Inilah perbedaan paling fundamental. Siapa yang menguasai uang Anda? Pada CBDC, jawabannya jelas: Bank Sentral. Pada Bitcoin, jawabannya adalah jaringan terdesentralisasi dan aturan kode yang disepakati.

Privasi dan Pengawasan

  • CBDC: Berpotensi menawarkan tingkat anonimitas yang rendah. Tergantung pada desainnya (berbasis akun atau berbasis token), transaksi dapat dengan mudah dilacak dan dikaitkan dengan identitas pengguna oleh bank sentral atau otoritas pemerintah lainnya. Ini menimbulkan risiko privasi CBDC yang signifikan, membuka pintu bagi pengawasan finansial massal.
  • Cryptocurrency (Bitcoin): Bersifat pseudo-anonim. Transaksi dicatat di blockchain publik, tetapi alamat dompet (public key) tidak secara langsung terkait dengan identitas dunia nyata. Namun, analisis data on-chain dan informasi dari bursa terpusat dapat digunakan untuk melacak dan menghubungkan alamat dompet dengan identitas. Meskipun demikian, tingkat privasinya seringkali lebih tinggi daripada sistem CBDC yang dirancang untuk identifikasi pengguna penuh.

CBDC dirancang untuk visibilitas dan kepatuhan, sementara cryptocurrency (setidaknya dalam filosofi awalnya) bertujuan untuk memberikan tingkat privasi dan kebebasan finansial.

Teknologi Underlying

  • CBDC: Bisa menggunakan teknologi yang sudah ada (misalnya, sistem berbasis akun terpusat) atau teknologi DLT (Distributed Ledger Technology). Namun, jika menggunakan DLT, umumnya akan berupa 'permissioned ledger' (hanya pihak tertentu yang diizinkan berpartisipasi) dan tetap dikelola secara terpusat oleh bank sentral.
  • Cryptocurrency (Bitcoin): Berbasis DLT publik dan 'permissionless'. Siapa pun dapat bergabung dengan jaringan sebagai node atau penambang (dalam kasus Bitcoin), dan buku besar (blockchain) dapat diakses serta diaudit oleh siapa pun (meskipun dalam bentuk terenkripsi).

Meskipun keduanya mungkin menggunakan teknologi digital, cara teknologi tersebut diimplementasikan dan dikontrol sangat berbeda. CBDC menggunakan teknologi untuk memperkuat kontrol pusat, sementara Bitcoin menggunakan teknologi untuk memungkinkan operasi tanpa pusat.

Potensi 'Uang Terprogram'

  • CBDC: Karena kontrol penuh ada di tangan bank sentral, CBDC memiliki potensi signifikan untuk diimplementasikan sebagai 'uang yang dapat diprogram'. Bank sentral atau pemerintah dapat menetapkan aturan spesifik untuk penggunaan dana tertentu (misalnya, dana bantuan sosial hanya dapat dibelanjakan untuk makanan), menetapkan tanggal kedaluwarsa, atau bahkan membatasi jumlah yang dapat dipegang atau dibelanjakan oleh individu.
  • Cryptocurrency: Unit mata uang dasar seperti Bitcoin pada dasarnya adalah fungible (setiap unit dapat ditukar dengan unit lainnya dan memiliki nilai yang sama) dan tidak tunduk pada pemrograman oleh penerbitnya. Fitur 'uang terprogram' lebih sering terkait dengan smart contract pada platform blockchain lain (seperti Ethereum) di mana pengguna dapat membuat token atau protokol yang memiliki logika terprogram. Namun, logika ini diatur oleh kode smart contract yang transparan di blockchain, bukan oleh keputusan diskresioner sebuah institusi. Bitcoin sendiri tidak memiliki fitur kedaluwarsa atau pembatasan penggunaan oleh 'penerbit' (karena tidak ada penerbit).

Kemampuan untuk memprogram uang di tingkat penerbit adalah fitur yang hanya dapat dilakukan secara efektif dalam sistem yang terpusat seperti CBDC, memberikan bank sentral alat kontrol ekonomi yang belum pernah ada sebelumnya.

Tujuan dan Filosofi

  • CBDC: Bertujuan untuk meningkatkan sistem keuangan tradisional, menjaga stabilitas moneter, dan memberikan bank sentral alat yang lebih kuat untuk mengimplementasikan kebijakan, termasuk potensi pengawasan dan kontrol. Filosofinya adalah modernisasi keuangan dalam kerangka kontrol negara yang sudah ada.
  • Cryptocurrency (Bitcoin): Muncul sebagai alternatif terhadap sistem keuangan tradisional yang terpusat. Tujuannya adalah menciptakan uang dan sistem pembayaran yang tahan sensor, tidak bergantung pada perantara, dan memberikan individu kebebasan finansial serta kedaulatan atas aset mereka. Filosofinya adalah desentralisasi dan kedaulatan individu atas uang mereka.

Singkatnya, CBDC adalah tentang mempertahankan dan memperkuat kendali otoritas dalam era digital, sementara cryptocurrency (seperti Bitcoin) adalah tentang mendistribusikan kendali dan memberdayakan individu.

Implikasi dari Perbedaan Sentralisasi vs Desentralisasi

Perbedaan mendasar antara sentralisasi CBDC dan desentralisasi cryptocurrency memiliki implikasi yang luas, baik bagi individu maupun sistem keuangan secara keseluruhan.

Dampak pada Pengguna dan Masyarakat

Bagi individu, implikasi paling nyata terletak pada isu privasi vs pengawasan dan kebebasan finansial vs kontrol. Dengan potensi pengawasan total yang dimungkinkan oleh CBDC (tergantung desainnya dan kebijakan yang menyertainya), setiap transaksi finansial dapat terekam dan dianalisis oleh pemerintah. Ini jauh berbeda dari uang tunai fisik yang relatif anonim. Sementara beberapa orang mungkin tidak keberatan dengan pengawasan demi tujuan seperti pemberantasan kejahatan keuangan, yang lain melihatnya sebagai pelanggaran privasi yang signifikan.

Kemampuan uang yang dapat diprogram dalam CBDC juga menimbulkan pertanyaan tentang kebebasan individu. Apakah uang yang diperoleh dengan jerih payah dapat dibatasi penggunaannya oleh otoritas? Konsep 'uang kedaluwarsa' atau 'uang bersyarat' dapat memberikan pemerintah alat yang sangat kuat untuk mendorong atau membatasi perilaku ekonomi tertentu, yang berpotensi disalahgunakan.

Di sisi lain, cryptocurrency terdesentralisasi menawarkan tingkat resistensi sensor yang lebih tinggi. Transaksi Bitcoin sulit diblokir atau dibekukan oleh satu entitas. Ini penting di negara-negara dengan rezim represif atau bagi individu yang berisiko (jurnalis, aktivis, oposisi politik) yang membutuhkan cara untuk mengirim dan menerima uang tanpa campur tangan pihak ketiga. Namun, kelebihan kekurangan CBDC dan crypto juga perlu dilihat dari sisi lain: CBDC mungkin lebih stabil nilainya karena terkait dengan mata uang fiat, sementara crypto bisa sangat volatil. CBDC mungkin lebih mudah diakses dan digunakan oleh masyarakat umum melalui infrastruktur yang ada, sementara adopsi crypto masih membutuhkan literasi teknis yang lebih tinggi.

Aksesibilitas dan inklusi keuangan juga menjadi pertimbangan. CBDC dapat dirancang untuk memudahkan masyarakat unbanked mengakses sistem pembayaran digital. Namun, sistem terdesentralisasi juga bisa menawarkan solusi bagi populasi yang terdiskoneksi dari sistem perbankan tradisional yang mungkin dianggap tidak memadai atau terlalu mahal.

Secara keseluruhan, pilihan antara CBDC dan cryptocurrency terdesentralisasi mencerminkan pilihan antara sistem di mana otoritas pusat mempertahankan kontrol kuat atas ekonomi dan keuangan, versus sistem di mana individu memiliki kedaulatan finansial yang lebih besar, meskipun dengan risiko volatilitas dan tantangan adopsi.

Implikasi pada Sistem Keuangan dan Kebijakan

Bagi bank sentral dan sistem keuangan, adopsi CBDC dapat mengubah lanskap perbankan. Jika masyarakat beralih dari menyimpan uang di bank komersial ke menyimpan CBDC di bank sentral, ini bisa mengurangi basis deposit bank komersial, yang dapat mempengaruhi kemampuan mereka dalam memberikan pinjaman dan stabilitas keuangan secara keseluruhan. Bank sentral harus menavigasi potensi risiko ini dengan hati-hati.

Namun, CBDC juga memberikan bank sentral alat yang lebih langsung untuk mengelola likuiditas dan mengimplementasikan kebijakan moneter. Misalnya, mereka bisa secara langsung menyuntikkan dana ke rekening CBDC warga negara sebagai stimulus ekonomi.

Di sisi lain, pertumbuhan ekosistem cryptocurrency terdesentralisasi menantang peran tradisional bank sentral dan bank komersial. Ini mendorong inovasi di bidang teknologi keuangan, tetapi juga menimbulkan tantangan regulasi. Bagaimana pemerintah dan bank sentral harus berinteraksi dengan ekosistem yang tidak memiliki pusat kendali? Ini adalah pertanyaan yang masih diperdebatkan secara global.

Perbedaan CBDC dan cryptocurrency bukan hanya masalah teknologi, melainkan juga masalah politik dan filosofi tentang bagaimana uang dan kekuasaan seharusnya terstruktur di era digital. Ini adalah pertarungan ide antara sentralisasi yang sudah mapan dan desentralisasi yang memberontak.

Merangkum Perbedaan Kunci CBDC dan Cryptocurrency

Sebagai penutup, mari kita rekap kembali perbedaan paling fundamental antara CBDC dan cryptocurrency, terutama Bitcoin, dengan fokus pada isu kontrol yang menjadi inti perdebatan:

  • Kontrol dan Penerbitan: CBDC sepenuhnya dikontrol dan diterbitkan oleh bank sentral (terpusat). Cryptocurrency (Bitcoin) beroperasi pada jaringan terdesentralisasi tanpa penerbit pusat, diatur oleh kode dan konsensus. Ini adalah perbedaan utama antara uang digital bank sentral dan uang digital yang dikelola oleh komunitas global.
  • Privasi: CBDC berpotensi memungkinkan pengawasan finansial yang ekstensif oleh otoritas (risiko privasi CBDC tinggi). Cryptocurrency (Bitcoin) menawarkan pseudo-anonimitas, meskipun transaksi tetap terekam di blockchain publik.
  • Uang Terprogram: CBDC bisa dirancang agar unit uangnya memiliki fitur terprogram (kedaluwarsa, pembatasan penggunaan) yang dikontrol oleh penerbit. Bitcoin pada dasarnya fungibel dan tidak tunduk pada pemrograman oleh entitas pusat.
  • Tujuan: CBDC adalah evolusi uang fiat untuk meningkatkan efisiensi dan kontrol dalam kerangka sistem yang ada. Cryptocurrency adalah alternatif yang lahir dari keinginan untuk menciptakan sistem keuangan yang terdesentralisasi dan tahan sensor.

Memahami apa bedanya CBDC dan crypto ini penting karena keduanya mewakili arah yang sangat berbeda untuk masa depan uang digital. CBDC mengarah pada sistem yang lebih efisien namun berpotensi lebih terkontrol oleh negara, sementara cryptocurrency menawarkan kedaulatan individu yang lebih besar namun dengan tantangan stabilitas dan adopsi.

Prospek ke depan mungkin tidak hanya didominasi oleh salah satu, tetapi koeksistensi atau bahkan kompetisi antara uang digital vs crypto ini. Namun, perdebatan seputar siapa yang mengendalikan uang dan apa implikasinya terhadap privasi dan kebebasan individu akan terus menjadi pusat diskusi.

Memahami seluk-beluk cryptocurrency dan teknologi blockchain memang membutuhkan edukasi yang terstruktur. Untuk terus mendapatkan wawasan terbaru dan mendalam seputar dunia aset digital yang terdesentralisasi, yang sangat berbeda dari konsep CBDC yang terpusat, Anda bisa mengikuti akun Instagram Akademi Crypto di https://www.instagram.com/akademicryptoplatform. Di sana, Anda akan menemukan informasi dan edukasi yang dapat membantu Anda memahami lebih dalam perbedaan mendasar ini dan potensi masa depan uang digital.

A.F. AuliaA
DITULIS OLEH

A.F. Aulia

Blockchain believer | Crypto analyst | Sharing knowledge tentang dunia digital asset dan teknologi yang mengubah masa depan keuangan.

Tanggapan (0 )



















Promo Akademi Crypto

Jadi Investor Cerdas

Dapatkan analisis pasar kripto, panduan investasi, dan berita terbaru langsung ke email Anda. Berhenti berlangganan kapan saja.

👋 Ikuti kami di media sosial