Siap menguasai investasi aset digital? Gabung dengan Akademi Crypto sekarang! Gabung Sekarang →

Akademi Crypto

Memahami The Merge Ethereum: Proof-of-Stake dan Dampaknya

The Merge Ethereum adalah transisi bersejarah dari Proof-of-Work ke Proof-of-Stake. Perubahan fundamental ini berdampak besar pada konsumsi energi, keamanan, dan ekonomi ETH. Pahami seluk-beluk The Merge, cara kerja PoS, dan apa artinya bagi masa depan jaringan Ethereum.

0
1
Memahami The Merge Ethereum: Proof-of-Stake dan Dampaknya

Dalam linimasa evolusi teknologi digital, khususnya di ranah aset kripto dan blockchain, segelintir peristiwa menonjol sebagai tonggak sejarah yang monumental. Salah satu peristiwa paling ambisius, kompleks, dan signifikan adalah 'The Merge' Ethereum. Ini bukanlah sekadar pembaruan perangkat lunak rutin, melainkan sebuah transisi fundamental dari satu mekanisme konsensus ke mekanisme lainnya. Upaya rekayasa ini sering dibandingkan dengan mengganti mesin pesawat di tengah penerbangan tanpa mengganggu penumpang. The Merge menandai berakhirnya era Proof-of-Work (PoW) dan dimulainya era Proof-of-Stake (PoS) bagi jaringan Ethereum.

Sejarah Singkat Ethereum dan Era Proof-of-Work (PoW)

Ethereum, yang diluncurkan pada tahun 2015, dengan cepat membedakan dirinya dari Bitcoin. Jika Bitcoin dirancang utamanya sebagai mata uang digital terdesentralisasi, Ethereum memiliki visi yang jauh lebih luas: menjadi platform komputasi global yang terdesentralisasi. Platform ini memungkinkan pengembangan aplikasi terdesentralisasi (dApps) dan kontrak pintar (smart contracts), membuka jalan bagi era keuangan terdesentralisasi (DeFi), token non-fungible (NFT), dan berbagai inovasi blockchain lainnya.

Sejak awal, Ethereum beroperasi menggunakan mekanisme konsensus Proof-of-Work (PoW), sama seperti Bitcoin. Dalam sistem PoW, partisipan yang disebut "penambang" (miners) bersaing menggunakan daya komputasi untuk memecahkan teka-teki kriptografis yang rumit. Penambang pertama yang berhasil memecahkan teka-teki ini memiliki hak untuk menambahkan blok transaksi baru ke blockchain dan diberi imbalan dalam bentuk Ether (ETH), mata uang asli Ethereum, serta biaya transaksi.

Proses penambangan dalam PoW adalah proses yang intensif sumber daya. Ini membutuhkan perangkat keras khusus yang canggih (seperti GPU atau ASIC) dan konsumsi energi listrik yang signifikan. Daya komputasi yang besar inilah yang memastikan keamanan jaringan, membuat serangan 51% (percobaan untuk mengambil alih mayoritas daya hash rate jaringan) menjadi sangat mahal dan tidak praktis.

Era Proof-of-Work di Ethereum memiliki kelebihannya, terbukti tangguh dalam mengamankan blockchain selama bertahun-tahun. Namun, seiring pertumbuhan Ethereum dan adopsi dApps yang masif, kekurangan mendasar dari PoW menjadi semakin jelas.

Kelemahan utama adalah konsumsi energi yang luar biasa tinggi. Operasi penambangan Ethereum membutuhkan daya listrik setara dengan konsumsi energi satu negara berukuran sedang, menimbulkan kritik signifikan terkait dampak lingkungan. Selain itu, PoW menghadapi isu potensial sentralisasi pada kolam penambangan (mining pools) besar, meskipun jaringan Ethereum PoW secara historis tetap relatif terdesentralisasi dibandingkan beberapa blockchain PoW lainnya.

Keterbatasan PoW dalam hal skalabilitas juga menjadi faktor. Meskipun solusi skalabilitas Layer 2 mulai berkembang, skalabilitas dasar Layer 1 Ethereum tetap menjadi tantangan, meskipun The Merge sendiri bukanlah solusi langsung untuk skalabilitas.

Konteks inilah yang mendorong Ethereum Foundation dan komunitas pengembang untuk merencanakan transisi besar dari PoW ke PoS. Tujuannya adalah untuk beralih ke mekanisme konsensus yang lebih efisien, aman, dan berkelanjutan.

Memahami 'The Merge': Transisi Teknis Ethereum ke PoS

'The Merge' adalah peristiwa di mana Mainnet Ethereum, blockchain asli yang berjalan di atas PoW, digabungkan dengan Beacon Chain, sebuah blockchain terpisah yang telah berjalan secara paralel sejak Desember 2020 menggunakan mekanisme konsensus Proof-of-Stake (PoS). Ini bukan "migrasi" data, melainkan "penggabungan" di mana Beacon Chain mengambil alih peran mesin konsensus untuk Mainnet.

Sebelum The Merge, Ethereum beroperasi dalam arsitektur dual-chain. Mainnet menangani eksekusi transaksi dan penyimpanan data status (saldo akun, kontrak pintar), sementara Beacon Chain secara independen mengelola jaringan validator Proof-of-Stake. Beacon Chain bertanggung jawab untuk mengoordinasikan validator, memproses "attestations" (bukti suara dari validator), dan mencapai konsensus tentang kondisi jaringan PoS.

Proses teknis pelaksanaan The Merge melibatkan serangkaian tahapan krusial. Tahap terakhir yang signifikan adalah Bellatrix, sebuah upgrade pada Beacon Chain, diikuti oleh Paris, sebuah upgrade pada Mainnet. Paris dipicu ketika total kesulitan terminal (Total Terminal Difficulty/TTD) Mainnet mencapai nilai tertentu, sebuah titik di mana penambangan PoW menjadi mustahil.

Pada momen TTD tercapai, mekanisme konsensus PoW di Mainnet secara efektif berhenti. Peran penambang digantikan sepenuhnya oleh validator di Beacon Chain. Beacon Chain, yang sebelumnya hanya bertanggung jawab atas konsensus PoS-nya sendiri, kini menjadi mesin konsensus untuk seluruh jaringan Ethereum, termasuk Mainnet yang berisi semua riwayat transaksi dan status kontrak pintar.

Tidak ada data di Mainnet yang hilang atau diubah; semua saldo akun, kontrak pintar, dan riwayat transaksi tetap utuh. Hanya cara blok baru diproduksi dan divalidasi yang berubah secara fundamental. Penghentian operasi penambangan PoW adalah konsekuensi langsung dari peralihan ini.

Implementasi The Merge melibatkan koordinasi ribuan klien perangkat lunak yang berbeda (execution clients untuk Mainnet dan consensus clients untuk Beacon Chain), pengujian ekstensif di berbagai jaringan uji (testnets) selama bertahun-tahun (misalnya, Ropsten, Goerli, Sepolia), dan sinkronisasi global pada momen yang tepat berdasarkan TTD. Ini adalah salah satu pembaruan perangkat lunak terdistribusi paling kompleks yang pernah dilakukan, melibatkan banyak pihak yang bekerja sama di seluruh dunia.

Proof-of-Stake (PoS): Mekanisme Konsensus Baru Ethereum

Dengan suksesnya The Merge, Ethereum sepenuhnya beralih ke mekanisme konsensus Proof-of-Stake (PoS). Berbeda dengan PoW yang mengandalkan daya komputasi, PoS mengandalkan kepemilikan aset digital itu sendiri sebagai bentuk "jaminan" atau "saham" untuk mengamankan jaringan.

Dasar kerja Proof-of-Stake adalah konsep "staking" ETH. Pengguna yang ingin berpartisipasi dalam mengamankan jaringan dan memvalidasi transaksi "mengunci" sejumlah ETH mereka dalam kontrak pintar khusus di Beacon Chain. Individu atau entitas yang melakukan ini disebut "validator".

Peran validator mirip dengan penambang di PoW, tetapi cara mereka dipilih dan beroperasi sangat berbeda. Alih-alih bersaing memecahkan teka-teki kriptografis, validator di PoS dipilih secara acak oleh protokol Beacon Chain untuk "mengusulkan" blok baru dan "mengattest" (memberikan suara) pada blok yang diusulkan oleh validator lain. Proses pemilihan validator ini didasarkan pada jumlah ETH yang mereka "stake" dan faktor acak lainnya.

Ketika seorang validator dipilih untuk mengusulkan blok, mereka mengumpulkan transaksi yang menunggu diproses dan membuat blok baru. Validator lain yang dipilih secara acak bertanggung jawab untuk memvalidasi blok yang diusulkan, memastikan semua transaksi di dalamnya valid dan sesuai dengan aturan protokol. Ketika konsensus (mayoritas attestation) tercapai pada suatu blok, blok tersebut ditambahkan ke blockchain.

Sebagai imbalan atas kerja mereka dalam mengusulkan dan mengattest blok, validator menerima imbalan (rewards) dalam bentuk ETH baru yang diterbitkan oleh protokol, serta sebagian dari biaya transaksi dari blok yang mereka validasi. Imbalan staking ini adalah insentif ekonomi utama bagi validator untuk berpartisipasi dan bertindak jujur demi kepentingan terbaik jaringan.

Namun, mekanisme PoS juga memiliki sistem penalti (slashing). Jika seorang validator terbukti bertindak jahat (misalnya, mencoba memvalidasi dua blok yang berbeda pada slot waktu yang sama) atau gagal memenuhi tugas mereka (offline untuk waktu yang lama), sebagian dari ETH yang mereka stake akan dipotong (slashed). Mekanisme ini memastikan bahwa validator memiliki "taruhan" finansial yang signifikan dalam menjaga integritas jaringan.

Perbedaan mendasar antara PoW dan PoS terletak pada sumber daya yang digunakan untuk mengamankan jaringan. PoW menggunakan energi dan daya komputasi eksternal, sementara PoS menggunakan modal internal (ETH yang distake) sebagai bentuk jaminan. Ini adalah perbedaan fundamental yang menghasilkan banyak implikasi, terutama dalam hal efisiensi energi dan ekonomi jaringan.

Dibandingkan PoW, kelebihan Proof-of-Stake di Ethereum sangat menonjol dalam beberapa aspek:

  • Efisiensi Energi: Jauh lebih hemat energi karena tidak memerlukan daya komputasi yang masif untuk menambang.
  • Aksesibilitas: Partisipasi sebagai validator secara teoritis lebih mudah diakses (meskipun membutuhkan 32 ETH), tidak lagi memerlukan investasi besar dalam perangkat keras penambangan.
  • Potensi Skalabilitas: Meskipun The Merge itu sendiri tidak meningkatkan skalabilitas, PoS meletakkan fondasi untuk peningkatan skalabilitas di masa depan, seperti sharding.
  • Model Keamanan Berbasis Ekonomi: Keamanan didasarkan pada insentif ekonomi (rewards dan slashing) yang membuat serangan lebih mahal secara proporsional terhadap modal yang harus dipertaruhkan.

Dampak Signifikan 'The Merge' pada Jaringan Ethereum

Dampak The Merge terhadap jaringan sangat luas dan signifikan, menyentuh berbagai aspek operasional dan ekosistem Ethereum.

Dampak yang paling sering dibicarakan dan paling dramatis adalah pengurangan konsumsi energi. Dengan beralih dari PoW yang haus daya ke PoS, konsumsi energi Ethereum setelah The Merge dilaporkan turun hingga lebih dari 99,9%. Perkiraan menunjukkan penurunan konsumsi energi global Ethereum setara dengan penggunaan listrik sebuah kota kecil, bukan lagi sebuah negara. Pengurangan ini secara fundamental mengubah narasi lingkungan seputar Ethereum, menjadikannya platform blockchain yang jauh lebih berkelanjutan dan ramah lingkungan.

Dalam hal keamanan, PoS memperkenalkan model keamanan yang berbeda. Keamanan jaringan di PoS bergantung pada jumlah total ETH yang distake dan perilaku jujur dari validator. Dengan mekanisme slashing yang ketat, validator memiliki insentif finansial yang kuat untuk bertindak sesuai aturan. Risiko serangan 51% di PoS akan membutuhkan penyerang untuk memiliki atau mengendalikan 51% dari total ETH yang distake, sebuah jumlah yang sangat besar dan mahal. Selain itu, protokol PoS dirancang untuk dapat menghukum dan mengeluarkan validator jahat dari jaringan dengan cepat.

Meskipun PoS menawarkan model keamanan yang kuat, ada diskusi seputar implikasi terhadap desentralisasi jaringan. Di PoW, desentralisasi bergantung pada distribusi daya hash rate. Di PoS, ini bergantung pada distribusi ETH yang distake dan jumlah validator. Kekhawatiran muncul mengenai potensi sentralisasi di sekitar kumpulan staking (staking pools) besar (seperti layanan staking di bursa atau protokol staking likuid), yang jika menguasai mayoritas staking, dapat menimbulkan risiko bagi desentralisasi.

Namun, di sisi lain, PoS membuka partisipasi dalam mengamankan jaringan bagi siapa saja yang memiliki ETH, tidak lagi terbatas pada mereka yang memiliki akses ke perangkat keras dan listrik murah. Ini berpotensi meningkatkan jumlah individu yang berpartisipasi langsung sebagai validator solo, yang dapat meningkatkan desentralisasi dalam jangka panjang, meskipun syarat 32 ETH per validator masih menjadi hambatan bagi banyak pengguna.

Penting juga untuk dicatat bahwa The Merge berfokus murni pada perubahan mekanisme konsensus. Ini tidak secara langsung meningkatkan kecepatan transaksi atau mengurangi biaya gas (biaya transaksi) di Layer 1 Ethereum. Skalabilitas dan biaya transaksi masih menjadi tantangan yang akan diatasi melalui upgrade di masa depan dan solusi Layer 2 yang sudah ada.

Dampak Ekonomi 'The Merge' pada Ekosistem ETH

Selain dampak operasional, The Merge juga membawa dampak ekonomi yang sangat transformatif pada ekosistem ETH.

Perubahan paling signifikan adalah model penerbitan ETH. Di era PoW, ETH baru diterbitkan untuk memberi imbalan kepada penambang PoW (sekitar 13.000 ETH per hari) dan validator Beacon Chain (sekitar 1.600 ETH per hari). Setelah The Merge, penambangan PoW dihentikan, menghilangkan penerbitan ETH untuk penambang PoW secara total. Penerbitan ETH baru kini hanya terjadi untuk memberi imbalan kepada validator PoS di Beacon Chain.

Pengurangan drastis pasokan ETH baru ini memiliki implikasi besar. Dengan biaya transaksi Layer 1 yang terus dibakar (mekanisme EIP-1559), laju penerbitan ETH baru setelah The Merge menjadi jauh lebih rendah daripada laju pembakarannya dalam kondisi aktivitas jaringan yang tinggi. Ini berpotensi membuat ETH menjadi aset deflasi (pasokan berkurang seiring waktu), sebuah narasi yang populer dengan istilah "ultra sound money". Penurunan pasokan baru yang drastis ini sangat kontras dengan pasokan baru yang tinggi di era PoW.

Dinamika staking ETH menjadi sangat penting di ekosistem PoS. Staking bukan hanya cara untuk mengamankan jaringan, tetapi juga cara utama bagi pemegang ETH untuk mendapatkan imbalan (yield) dari aset mereka. Berbagai opsi staking tersedia, mulai dari menjadi validator solo (membutuhkan 32 ETH dan pengetahuan teknis), bergabung dengan kumpulan staking (memungkinkan staking dengan jumlah ETH berapapun), hingga menggunakan layanan staking terpusat di bursa kripto.

Persyaratan 32 ETH untuk menjadi validator solo adalah penghalang bagi banyak pemegang ETH retail, mendorong banyak dari mereka untuk menggunakan solusi staking yang dikelola atau terkelola. Ini menciptakan peluang dan juga tantangan, karena konsentrasi staking pada entitas tertentu dapat mempengaruhi desentralisasi.

Meskipun staking menawarkan imbalan yang menarik, ada juga risiko yang terkait, seperti risiko slashing jika validator melakukan kesalahan atau bertindak jahat, dan risiko illiquidity. Sebelum upgrade Shanghai/Capella yang memungkinkan penarikan staked ETH, dana yang distake tidak dapat ditarik, menjadikannya komitmen jangka panjang.

Peran validator kini krusial dalam menjaga stabilitas ekonomi jaringan. Mereka memvalidasi setiap transaksi dan blok, memastikan kelancaran operasi jaringan. Imbalan yang mereka terima dari staking dan biaya transaksi adalah kompensasi atas kerja dan risiko yang mereka ambil. Struktur insentif ini dirancang untuk menyelaraskan kepentingan validator dengan kepentingan jaringan secara keseluruhan.

Tantangan dan Pembelajaran dari Transisi Bersejarah Ini

Pelaksanaan The Merge bukanlah tanpa tantangan. Secara teknis, ini adalah operasi yang sangat kompleks, melibatkan penggabungan dua sistem yang berjalan secara paralel dengan sejarah dan logika yang berbeda. Para pengembang harus memastikan klien perangkat lunak dari kedua sisi (execution dan consensus) dapat berkomunikasi dan berintegrasi dengan mulus pada momen peralihan. Mengelola kompleksitas kode, melakukan pengujian ekstensif di berbagai lingkungan, dan mengoordinasikan ratusan pengembang di seluruh dunia adalah pekerjaan rekayasa yang monumental.

Tantangan operasional juga muncul, terutama bagi penambang PoW yang bisnisnya (penambangan ETH) berakhir dalam semalam. Peralihan ini mengharuskan mereka mencari alternatif, seperti menambang koin PoW lainnya atau mengalihkan sumber daya mereka ke aktivitas lain di ekosistem kripto.

Bagi pengguna dan dApps Ethereum, implikasi The Merge sebagian besar mulus. Transaksi tetap diproses, kontrak pintar tetap berfungsi. Namun, ada potensi isu forking (pemisahan blockchain menjadi dua versi) yang sempat menjadi perhatian, meskipun blockchain PoW yang tersisa setelah The Merge (seperti ETHW) memiliki adopsi dan nilai yang sangat terbatas dibandingkan Mainnet PoS.

Sejarah The Merge Ethereum memberikan pelajaran berharga bagi proyek blockchain lain yang mempertimbangkan transisi konsensus atau upgrade besar. Ini menunjukkan bahwa transisi berskala besar dapat dilakukan, tetapi membutuhkan perencanaan yang matang, pengembangan teknis yang cermat, pengujian ekstensif, dan koordinasi komunitas yang kuat. Ini juga menyoroti pentingnya membangun arsitektur yang modular (seperti pemisahan Mainnet dan Beacon Chain sebelum Merge) untuk memungkinkan upgrade yang kompleks.

Masa Depan Ethereum Pasca 'The Merge'

The Merge hanyalah salah satu langkah dalam roadmap pengembangan Ethereum. Setelah berhasil beralih ke PoS, fokus pengembangan bergeser ke peningkatan lainnya.

Salah satu upgrade paling dinanti pasca-Merge adalah upgrade Shanghai (juga dikenal sebagai Capella pada sisi konsensus). Upgrade ini akan memungkinkan penarikan (withdrawal) ETH yang distake di Beacon Chain, memberikan likuiditas kepada para staker dan validator yang sebelumnya terkunci. Ini adalah langkah penting untuk mematangkan ekosistem staking.

Selanjutnya, roadmap Ethereum mencakup serangkaian peningkatan besar yang bertujuan untuk meningkatkan skalabilitas dan efisiensi jaringan secara dramatis. Ini termasuk:

  • Sharding: Memecah blockchain menjadi "shard" atau pecahan paralel untuk meningkatkan kapasitas transaksi.
  • Danksharding: Versi sharding yang lebih canggih yang berfokus pada peningkatan ketersediaan data (data availability) untuk rollup Layer 2, menjadikan solusi skalabilitas ini lebih efisien.
  • The Scourge: Rangkaian peningkatan untuk mengurangi risiko sentralisasi yang disebabkan oleh MEV (Miner Extractable Value, kini berganti nama menjadi Maximum Extractable Value oleh validator).
  • The Verge: Introduksi Verkle Trees untuk meningkatkan efisiensi penyimpanan data, membuat simpul (nodes) lebih ringan dan mudah dioperasikan.
  • The Purge: Menghilangkan data riwayat lama untuk mengurangi persyaratan penyimpanan data pada node.
  • The Splurge: Berbagai perbaikan kecil lainnya.

Dengan beralih ke Proof-of-Stake dan terus mengembangkan fitur skalabilitas di masa depan, Ethereum berpotensi menjadi platform global yang lebih skalabel, aman, dan berkelanjutan. The Merge telah meletakkan fondasi krusial untuk mewujudkan visi ini, membuka era baru bagi jaringan yang lebih ramah lingkungan dan memiliki ekonomi yang berbeda.

Sebagai kesimpulan, 'The Merge' bukan hanya transisi teknis, tetapi juga tonggak sejarah yang mendefinisikan kembali Ethereum. Perubahan dari Proof-of-Work ke Proof-of-Stake, pengurangan konsumsi energi yang luar biasa, dan restrukturisasi ekonomi penerbitan ETH baru serta peran staking, semuanya menunjukkan kompleksitas dan signifikansi dari pembaruan ini. Bagi para pengamat dan investor, memahami nuansa The Merge adalah kunci untuk menavigasi era baru Ethereum dan memanfaatkan peluang yang ditawarkan oleh ekosistem Proof-of-Stake.

Memahami seluk-beluk perubahan fundamental seperti 'The Merge', mekanisme konsensus, dan ekonomi staking memang membutuhkan studi mendalam. Bagi Anda yang ingin memperdalam pengetahuan tentang blockchain Ethereum, Proof-of-Stake, staking, dan cara kerja ekosistem kripto secara teknis maupun ekonomis, sumber belajar yang terstruktur dan kredibel sangat penting. Anda bisa mendapatkan wawasan lebih lanjut dan terus mengikuti perkembangan terbaru di ekosistem ini melalui kanal-kanal edukasi yang terpercaya. Pelajari lebih lanjut dinamika pasar dan teknologi kripto dengan mengikuti Akademi Crypto di Instagram, di mana Anda bisa menemukan konten yang dirancang untuk membantu Anda memahami kompleksitas dunia aset digital.

A.F. AuliaA
DITULIS OLEH

A.F. Aulia

Blockchain believer | Crypto analyst | Sharing knowledge tentang dunia digital asset dan teknologi yang mengubah masa depan keuangan.

Tanggapan (0 )



















Promo Akademi Crypto

Jadi Investor Cerdas

Dapatkan analisis pasar kripto, panduan investasi, dan berita terbaru langsung ke email Anda. Berhenti berlangganan kapan saja.

👋 Ikuti kami di media sosial